Ilustrasi teller sedang menghitung uang. (BP/Dokumen BRI)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kredit usaha rakyat (KUR) mampu meningkatkan omzet pelaku usaha mikro di Bali. Hal ini diakui dua pelaku usaha yang mengalami kenaikan omzet penjualan di kisaran 50 – 60 persen setelah memperoleh KUR BRI.

Nasabah KUR BRI, I Nyoman Hendra mengaku sangat terbantu dengan adanya kredit yang disalurkan bank plat merah ini. Ia yang memiliki usaha warung sembako itu sudah dua kali melakukan pinjaman di BRI.

Untuk menopang usaha yang dirintis sejak tahun 2000 itu, ia mengaku memperoleh pinjaman KUR dari BRI sebesar Rp 10 juta dan 15 juta. “Yang pertama 10 juta kemudian yang kedua 15 juta. Dana yang kedua 15 juta digunakan untuk menambah modal membeli barang dagangan,” sebutnya.

Dengan adanya dana KUR ini, Hendra dapat meningkatkan omzet sebesar 50 persen dari sebelumnya tidak memperoleh akses kredit. Ia pun bersyukur karena terbantu oleh dana KUR yang disediakan oleh BRI dan didukung subsidi bunga oleh pemerintah. Diharapkan, program semacam ini dapat berlanjut karena bisa membantu pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha.

Baca juga:  Bersaing dengan PT Asing, Unud Ibaratkan Dipaksa Bertarung dengan Pelari Cepat

Senada juga disampaikan debitur KUR BRI, I Gusti Ngurah Sumajaya. Ia mengatakan keberadaan KUR sangat membantu usahanya berkembang. Pria yang meneruskan usaha bengkel orangtuanya ini mengaku sudah tiga kali meminjam lewat KUR.

Ditemui di lokasi usahanya di Sempidi, Badung, ia menilai lewat KUR, usahanya diperluas dari service motor menjadi penjualan sparepart motor. Setelah mendapatkan tambahan modal lewat KUR, ia mengaku omzetnya bertambah sekitar 60 persen, dengan kisaran per bulan di angka 3-4 juta.

Dikutip dari data Direktorat Jenderal Perbendaharan (DJPb) Bali, total penyaluran Kredit Program di Provinsi Bali sampai 29 Februari 2024 mencapai Rp1.670 miliar untuk 21.799 debitur. Penyaluran KUR masih didominasi oleh KUR skema Mikro yang mencapai Rp1.012 miliar untuk 17.347 debitur.

Jumlah debitur terbanyak berada pada Kabupaten Buleleng sebanyak 3.657 debitur, sedangkan penyaluran terbesar terdapat di Kota Denpasar sebesar Rp 336 miliar.

Baca juga:  Indeks Bisnis UMKM BRI : Pelaku UMKM Masih Kuat dan Tetap Prospektif

Strategi BRI

Sebelumnya, Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan BRI telah menargetkan strategi pertumbuhan kredit UMKM di 11 hingga 12 persen pada 2024. “Kalau sekarang, BRI tumbuh kreditnya 11,2%, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024 yakni di sekitar 11-12%,” ujarnya belum lama ini dikutip dari keterangan tertulisnya.

Sepanjang tahun 2023 tercatat BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023.

“Kredit BRI mencapai 1.266 triliun. Artinya itu mampu tumbuh 11,2 persen dan yang lebih menarik dan lebih penting bagi BRI adalah bahwa kita tetap fokus di UMKM di porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,38 persen. Kita cita-citanya ingin mencapai 85 persen di tahun 2025,” tambahnya.

Baca juga:  Berawal Hobi, Siku Bali Berhasil Rambah Pasar Mancanegara Berkat KUR BRI

BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur. Mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38 persen.

Sunarso mengatakan BRI akan tetap fokus kepada pada UMKM, khususnya di ultra mikro (UMi). Melanjutkan kinerja dan strategi Holding Ultra Mikro (UMi), dilakukan sumber pertumbuhan baru.

Selama ini, dari segi perluasan Holding UMi telah memasuki tahun ketiga dan berhasil menambah sebanyak 6 juta debitur, sehingga dari yang awalnya berjumlah 31 juta debitur (13 September 2021) kini berhasil melayani tak kurang dari 37 juta debitur untuk mendapatkan akses keuangan formal (per Desember 2023).

Di samping itu, jumlah nasabah holding ultra mikro tercatat telah mencapai 37 juta peminjam. Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultra mikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *