SEMARAPURA, BALIPOST.com – Salah satu seni klasik drama gong sempat berjaya pada zamannya. Namun, seiring perkembangan seni budaya Bali, penikmat seni drama gong kian surut.

Melihat kondisi itu, Desa Adat Satra Kabupaten Klungkung berupaya membangkitkan kembali seni drama gong, dengan memberdayakan para seniman lokal. Pementasannya pun cukup mencuri perhatian, mengobati bahaga masyarakat atas salah satu warisan seni budaya khas Bali ini.

Bendesa Adat Satra Dewa Ketut Soma, Rabu 17 April 2024 menyampaikan drama gong ini sukses diselenggarakan pada Buda Kliwon Pahang, saat piodalan Ida Sesuhunan Ratu Gede.

Baca juga:  Desa Adat Manistutu Jaga Hutan untuk Kepentingan Bersama

Drama Gong ini mengangkat tema “Raja Pisuna”. Tema ini terinspirasi dari perkembangan zaman dewasa ini yang sering memunculkan fitnah di media sosial, baik itu di antara pemimpin, elite politik, maupun di tengah masyarakat secara umum. Isu ini pun diangkat ke dalam kolaborasi konsep seni tradisi dan modern.

Pemerannya semua dari Desa Adat Satra. Pelaksanaan drama gong ini, tercetus dari rasa keprihatinan terhadap perkembangan drama gong itu sendiri yang semakin surut.

Baca juga:  Calon DPD Diharap Serius Perjuangkan Aspirasi Bali

Kebetulan, sejumlah seniman yang terlibat sebelumnya juga memiliki pengalaman sebagai pemeran drama gong. Kondisi ini tentu menunjang ide ini agar dapat digarap sepenuhnya menjadi sebuah kebangkitan drama gong dari Desa Adat Satra.

Di tengah isu bahwa drama gong itu sudah lesu, pihaknya mencoba terus menggali potensi orang-orang dari Desa Adat Satra. Tidak hanya potensi dalam seni peran, tetapi juga menggali potensi dari perspektif lain, agar selanjutnya dapat dikelola dan diberdayakan.

Baca juga:  Desa Adat Sangkan Gunung Disiplin Terapkan Prokes Covid-19

Pementasan drama gong ini melibatkan delapan seniman lokal. Dalam pementasan berikutnya, para seniman yang dilibatkan akan terus ditambah, sesuai dengan tuntutan peran.

Dia sebagai bendesa secara pelan-pelan akan terus mempelajari karakter dan potensi masyarakat di Desa Adat Satra untuk selanjutnya dapat diberdayakan ke hal-hal yang positif dan membangun dalam aspek pelestarian bahasa, seni budaya dan sastra Bali. (Bagiarta/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN