Ni Made Novia Puriandari. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Layanan digital BRI membantu UMKM untuk naik kelas. Hal ini diakui sejumlah pelaku UMKM Bali.

Pelaku usaha, Ni Made Novia Puriandari, Rabu (10/4), mengakui dirinya sangat terbantu layanan digital milik BRI, terutama saat pandemi COVID-19 melanda.

Ia yang memiliki usaha hampers bernama Puriyasa Hampers ini menuturkan saat pandemi, dirinya sulit berinteraksi dengan konsumen secara langsung. Untungnya, ia memanfaatkan layanan digital untuk menggerakkan usahanya.

Selain menggunakan media sosial untuk memasarkan produk selama pandemi, layanan digital dari perbankan juga digunakan.

Nasabah Bank BRI ini menilai beragam layanan digital lewat aplikasi BRImo, QRIS BRI, serta layanan digital lainnya, sangat membantu usahanya.

Novia yang menjual beragam hampers keramik, buah-buahan, hingga dupa ini pun mampu melakukan transaksi harian hingga Rp 80 jutaan. Di tengah pandemi, transaksi yang tak dapat dilakukan secara konvensional itu menjadi mudah lewat layanan digital.

“Saya diberikan kemudahan dalam bertransaksi dengan customer, transfer, cek saldo dan mutasi rekening, bahkan fitur pencatatan keuangan pun ada di aplikasi BRImo,” katanya.

Ia pun menilai fitur pencatatan keuangan ini dapat membantu UMKM seperti dirinya yang tidak cukup banyak memiliki sumber daya, untuk dapat mengatur usahanya dengan baik. “Sistem pencatatan keuangan menjadi hal yang sangat krusial. Dengan fitur tersebut, membantu saya dalam pencatatan keuangan dan akuntansi, sehingga pekerjaan saya menjadi lebih ringan dan saya bisa fokus untuk berkreasi dan berinovasi dari sisi produk,” ujarnya.

Baca juga:  Gempa Bertepatan Purnama Kaulu, Sulinggih Sebut Ini Maknanya

Selain itu, berkat histori transaksi, ia bisa dengan mudah mengakses kredit untuk menambah modal usahanya.

Seiring mulai pulihnya perekonomian, segala kemudahan layanan digital membuat usahanya makin berkembang. “Bali sudah mulai banyak event yang membutuhkan hampers untuk souvenir para tamu. Kami juga kecipratan untung, karena banyak yang tertarik dengan hampers khas kami yaitu hampers keramik yang pemainnya di Bali belum banyak,” ujarnya.

Senada disampaikan Solehuddin. Penjual sate yang merupakan nasabah BRI Unit Gerenceng, Denpasar ini mengaku sangat terbantu dengan layanan digital. Ia menyiapkan layanan QRIS BRI untuk konsumennya.

Diakui, usahanya memanfaatkan teknologi pembayaran digital itu sejak pandemi COVID-19. Sebab, saat itu, ada imbauan untuk mengurangi sentuhan. Sehingga pembayaran nirsentuh ini pun dianggapnya efektif untuk tetap menjalankan usaha di tengah sulitnya masa itu dan memperoleh cuan untuk membiayai keluarga.

“Saya disarankan memanfaatkan layanan digital. Konsumen tinggal klik QR code, uang masuk ke saldo saya,” ujarnya mengenang masa-masa penuh tantangan itu.

Baca juga:  Drummer Punk Kwala Band, Putu "Cipluk" Meninggal Dunia

Saat ini, ia memberikan pilihan kepada konsumen mau tunai atau pembayaran digital dengan scan QRIS. Ia pun bersyukur dengan adanya transformasi digital yang dilakukan BRI.

Pertumbuhan Digitalisasi

Sebelumnya, berbicara dalam BRI Microfinance Outlook 2024, Managing Director of the KIT Knowledge Unit Mayada El-Zoghbi mengatakan pertumbuhan digital ekonomi yang terjadi di seluruh dunia kian berkembang pesat. KIT Royal Tropical Institute merupakan pusat studi independen bagi para expert yang berfokus pada sustainable economic development, global health, gender.

Adapun di Indonesia sendiri, pertumbuhan digitalisasi dibuktikan oleh jumlah pengguna internet yang sudah mencapai 202,6 juta pengguna dan 64 persen dari total penduduk Indonesia juga sudah memiliki ponsel. “Sebanyak 89 persen rumah tangga memiliki setidaknya satu telepon, lalu dua juta UMKM menggunakan e-commerce, dan 90 persen pedagang telah mengadopsi pembayaran QRIS,” ujar Mayada El-Zoghbi dipantau secara daring di akun YouTube BRI.

Dalam hal ini, khususnya untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Digitalisasi memainkan peran kunci dalam pemberdayaan dan membangun keberlanjutan usaha. Pasalnya, bisnis di Indonesia mayoritas UMKM, bahkan berkontribusi 60% terhadap PDB.

Bagi BRI, digitalisasi menjadi salah satu pondasi transformasi digital yang selama ini dilakukan. Sepanjang tahun 2023, tercatat sebesar 99% dari total transaksi BRI dilakukan melalui kanal digital.

Baca juga:  Pelaku UMKM Didominasi Perempuan

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan teknologi digital mampu menjangkau pelaku usaha secara masif untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha, efisiensi operasional hingga membukakan akses pasar yang lebih luas. “Pendekatan holistik program pemberdayaan BRI disesuaikan dengan kebutuhan UMKM menjadi kunci penting dalam mengurai kompleksnya permasalahan pengembangan usaha mikro,” ujar Supari dikutip dari keterangan tertulisnya.

Melalui percepatan digitalisasi, proses literasi mampu menjangkau lebih luas kepada pelaku usaha mikro dengan memberi banyak manfaat, termasuk efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan daya saing.
Hingga akhir tahun 2023, BRI sebagai bank yang terus berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi.

Konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro (mantri) yang menjadi financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah menjadi backbone pelaksanaan. Keberagaman jenis pemberdayaan yang BRI miliki menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *