Wisatawan dan warga saat naik ke dalam fastboat di Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – BPC PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Kabupaten Klungkung kembali menggelar Muscab, Minggu (28/4). Banyak dibahas isu-isu tentang kepariwisataan, agar selanjutnya PHRI Klungkung ke depan kian mampu memainkan perannya dalam membantu anggota dan mewujudkan pariwisata Klungkung semakin berkualitas.

Dalam Muscab ini, juga terpilih pengusaha Putu Darmaya sebagai Ketua BPC PHRI Klungkung yang baru. Sekretaris BPC PHRI Klungkung Wayan Sukadana, mengatakan selain Putu Darmaya juga terpilih Made Wijaya dan Wayan Murka sebagai penasehat.

Muscab kali ini digelar bersamaan dengan Hari Puputan Klungkung, sebagai hari yang sangat bersejarah di Bali. Sehingga muscab ini dapat dijiwai dan dimaknai lebih dalam, untuk terus bergerak mewujudkan pariwisata yang lebih berkualitas. Sejumlah tokoh pariwisata di dalam PHRI Klungkung juga memberikan penekanan, terhadap visi pembangunan pariwisata yang harus dilakukan ke depan.

Baca juga:  Bupati Suwirta Rancang Rumah Makan Terintegrasi Kolam Pancing

Setelah terpilih sebagai Ketua BPC PHRI Klungkung, Putu Darmaya menyampaikan PHRI sesungguhnya merupakan wadah untuk membela kepentingan pemilik hotel dan restoran. Bisa dibela kalau memang dalam posisi benar, misalnya dalam pendirian dan operasionalnya ada dokumen perizinan yang lengkap dan benar. Melihat tren pariwisata Klungkung, dengan ikon Nusa Penida yang terus berkembang pesat, Darmaya mengajak semua pelaku pariwisata untuk terus berkontribusi dalam membangun pariwisata, agar tidak kebablasan.

Baca juga:  Kebijakan "Tax Free" Dinilai Bagus, Ini Alasannya

“Mari bersama-sama kawal pariwisata kita di Klungkung, agar tidak kebablasan. Kita harus berperan lebih banyak dalam hal itu,” kata Darmaya.

Sejalan dengan Darmaya, Penasehat BPC PHRI Klungkung Made Wijaya, juga menekankan pentingnya mewujudkan pariwisata berkualitas. Nusa Penida sebagai the last paradise, harus terus didorong ke arah lebih baik, dalam hal pengelolaan potensi kepariwisataannya. Baik itu, peningkatan kualitas setiap destinasi, kondisi infrastruktur, hingga aspek tourist safety-nya. Tentu hal ini membutuhkan komitmen dan kekompakan seluruh elemen PHRI Klungkung, bergandengan tangan dengan seluruh pihak terkait, agar organisasi ini berjalan dengan baik dan memberi manfaat besar bagi peningkatan kualitas pariwisata.

Baca juga:  Isu Pemotongan Jaspel Masih Jadi Pertanyaan Dewan

Peningkatan kualitas pariwisata juga harus dilihat dari banyak aspek. Tidak hanya selalu soal infrastruktur, tetapi juga bagaimana PHRI Klungkung ke depan bisa menjaga kondusivitas sesama pelaku pariwisata, dari persaingan tidak sehat.

Seperti yang disampaikan Ketut Tunggu, dia sangat berharap bagaimana PHRI ke depan bisa menata harga hotel, sehingga tidak ada perang tarif. Jika hal ini terus berlarut-larut, tentu akan semakin memunculkan persaingan tidak sehat dan berdampak buruk pada pelaku pariwisata. (Bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN