AMLAPURA, BALIPOST.com – Secara terprogram dengan arah kebijakan yang tepat, Pemkab Karangasem dibawah kepemimpinan Bupati Karangasem, I Gede Dana terus berupaya menurunkan angka kemiskinan di Karangasem. Dari penilaian yang dilakukan oleh tim di masing-masing kecamatan di Karangasem, saat ini yang masih menjadi permasalahan dan tengah berupaya dientaskan oleh Pemkab Karangasem adalah kemiskinan kultural.
Bupati Karangasem, usai kegiatan Sosialisasi Penanganan Kemiskinan Kultural di Kabupaten Karangasem, Rabu (1/5) menyebutkan, penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu arah kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Karangasem yang telah tertuang di dalam RPJMD Semesta Berencana Kabupaten Karangasem Tahun 2021-2026. Masih tingginya persentase angka kemiskinan Kabupaten Karangasem yang mencapai angka 6,56 persen di Tahun 2023 dan tertinggi di Bali tentunya menjadi tantangan bagi Pemerintah dan Masyarakat Karangasem untuk bisa lepas dari belenggu kemiskinan tersebut.
Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Karangasem salah satunya disebabkan karena kondisi geografis dimana 91 persen merupakan lahan kering, dengan 43,5 persen berupa perbukitan. “Dari hasil kajian tim, salah satu faktor masih tingginya angka kemiskinan Kabupaten Karangasem ini disebabkan karena budaya, pemikiran maupun cara kerja masyarakatnya atau lazim disebut kemiskinan kultural,” ujar Gede Dana.
Gede Dana mengatakan, sebagai bentuk komitmen dan bentuk keseriusan pihaknya selaku pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan, berbagai program kegiatan telah dilakukan oleh masing-masing Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Salah satu strategi sekaligus upaya dalam penanganan kemiskinan adalah melalui kegiatan Sosialisasi Penanganan Kemiskinan Kultural, yang melibatkan sinergi Pemerintah Daerah bersama Majelis Desa Adat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Kementerian Agama Kabupaten Karangasem.
“Dalam rangka memberikan sosialisasi dan memotivasi masyarakat Karangasem yang kurang mampu, untuk bisa bersinergi dengan Pemerintah Daerah guna mendukung pencapaian program kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan,” katanya.
Menurut Gede Dana, menghadirkan para buruh tukang suwun sebagai peserta sosialisasi Penanganan Kemiskinan Kultural adalah sangat tepat, mengingat Rabu (1/5) bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional. Ini adalah salah satu bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk meringankan beban ekonomi masyarakat kurang mampu di tengah masih tingginya harga bahan pokok saat ini.
Kata dia, sejumlah layanan unggulan Pemkab Karangasem yang pro terhadap masyarakat kurang mampu. Diantaranya Program Layanan Antar Jemput Pasien (AJP) dan Antar Jemput Jenazah (AJJ). Dimana sampai dengan tahun 2023 sudah dilakukan pelayanan AJP sebanyak 44.673 orang dan sebanyak 1529 jenazah yang sudah dijemput. “Masyarakat kurang mampu yang sedang sakit maupun kedukaan sangat bisa mendapatkan pelayanan ini,” jelasnya.
Selain itu, kata Gede Dana, Program Universal Healt Coverage (UHC) sebagai upaya pemerintah untuk pemenuhan jaminan kesehatan seluruh masyarakat Karangasem. Dengan status UHC, seluruh masyarakat Karangasem secara otomatis sudah memperoleh akses layanan dan jaminan kesehatan hanya dengan menunjukkan KTP elektronik. “Jadi ketika membutuhkan layanan kesehatan masyarakat tidak harus dengan Kartu Jaminan Kesehatan, namun cukup menunjukkan KTP Elektronik. Karenanya masyarakat harus memiliki KTP Elektronik,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Karangasem juga telah mendirikan Perguruan Tinggi Negeri/ Politeknik Negeri Bali di Karangasem. Tahun 2023 sudah menerima mahasiswa dengan jurusan D3 Perhotelan dan D3 Administrasi Bisnis sebanyak 46 orang. Dari 46 orang tersebut sebanyak 24 orang telah mendapatkan beasiswa bebas SPP dan tambahan uang saku Rp900.000 per bulan.
“Demikian masyarakat Karangasem jika ada putra/putrinya yang ingin melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi sangat tepat dikuliahkan di Politeknik Negeri Bali Kampus Karangasem. Program unggulan tersebut hanya sebagian kecil dari beberapa program unggulan Pemerintah Kabupaten Karangasem. Tentunya saya selaku Bupati membutuhkan dukungan dari masyarakat Karangasem untuk bersatu membangun Kabupaten Karangasem yang Prakerthi Nadi (Pradnya, Kertha, Santhi lan Nadhi),”pungkasnya.
Sementara itu, Kabag Pemkesra, Sekdakab Karangasem, Made Laba Dwikarini menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk mengintervensi masih tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Karangasem utamanya kemiskinan kultural. “Kemiskinan kultural merupakan kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara kerja,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut Bupati Karangasem menyerahkan sebanyak 200 paket sembako kepada para buruh tukang suun berupa beras 10 Kg, gula, minyak goreng, mie instan dan telur ayam, yang merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada para peserta yang telah meninggalkan pekerjaannya untuk hadir mengikuti sosialiasi tersebut. (Adv/balipost)