BANGLI, BALIPOST.com – Krama Banjar Adat Blungbang, di Kelurahan Kawan, Bangli selama ini konsisten menerapkan sistem jaga dan pakemitan di Pura Dalem Penunggekan yang ada di wilayah setempat. Kegiatan itu dilaksanakan krama setiap hari secara bergiliran.
Penyarikan Banjar Adat Blungbang, I Wayan Suardana mengatakan jaga dan pakemitan di Pura Dalem Penunggekan sudah dilaksanakan krama Banjar Adat Blungbang sejak lama. Sistem jaga dan pakemitan ini adalah salah satu warisan dari para panglingsir yang masih dilaksanakan sampai saat ini. Tujuannya untuk menjaga keamanan pura.
Sistem jaga dan pakemitan dilaksanakan krama secara bergiliran. Untuk jaga dilaksanakan oleh tiga orang krama dari pagi hingga pukul 20.00 WITA. Setelah itu dilanjutkan dengan pakemitan yang dilaksankan oleh sekitar 15-20 krama, hingga keesokan harinya.
Ia menjelaskan di Banjar Adat Blungbang ini ada empat tempek. Untuk melaksanakan jaga dan pakemitan, digilir per tempek.
Berkat konsistensi itu, keamanan Pura Dalem Penunggekan dapat tetap terjaga dengan baik. Belum pernah terjadi gangguan keamanan di pura tersebut.
Sistem jaga dan pakemitan yang selama ini dilaksanakan krama Banjar Adat Blungbang, kata Suardana sudah banyak ditiru krama dari banjar/desa lainnya. Banjar Adat Blungbang pun selalu mendapat juara 1 dalam lomba keamanan pura.
Sebagaimana diketahui, Pura Dalem Penunggekan berlokasi di Jalan Merdeka, Bangli. Hingga saat ini arsitektur pura tersebut masih lestari. Terutama keberadaan relief pada tembok pura. Relief yang ada pada sisi luar dan dalam tembok pura bagian depan Pura Dalem Penunggekan tidak hanya mengandung nilai seni. Namun juga sarat makna.
Relief itu menggambarkan perjalanan manusia setelah meninggal dunia. Manusia yang berkelakuan buruk semasa hidup, akan mendapat hukuman setelah meninggal dunia.
Dalam menjaga keasrian dan kelestarian bangunan Pura Dalem Penunggekan, Krama Banjar Adat Blungbang selama ini rutin melaksanakan gotong royong tiap bulan dan menjelang pelaksanaan pujawali. (Dayu Swasrina/balipost)