Seorang pemangku adat memercikkan air saat upacara Sagara Kerthi yang menjadi bagian dari acara World Water Forum ke-10 di Denpasar, Bali, pada 18 Mei 2024. (BP/Ant)

BADUNG, BALIPOST.com – World Water Forum ke-10 di Bali akan menghasilkan deklarasi tingkat menteri untuk pertama kalinya sejak forum itu digelar di Maroko pada 1997. Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat.

“Untuk kali pertama dalam sejarah World Water Forum, akan dihasilkan deklarasi tingkat menteri yang tidak dinegosiasikan, tapi dalam bentuk konsultasi,” kata dia dalam jumpa pers di Badung, Bali, dikutip dari kantor berita Antara,pada Minggu (19/5).

Deklarasi tersebut, yang akan disahkan secara resmi pada 21 Mei, memuat empat hal pokok yang diperjuangkan oleh Indonesia.

Baca juga:  Luhut Tak Ingin Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

Poin pertama adalah kesepakatan internasional melalui Sidang Majelis Umum PBB terkait dengan penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day).

“Ini akan menjadi satu legacy yang penting dari WWF ke-10 karena selama ini perhatian terhadap pengelolaan danau relatif kurang banyak,” kata Tri.

Poin kedua adalah kesepakatan atas usulan Indonesia untuk membentuk Center of Excellence terkait dengan isu-isu air dan perubahan iklim beserta upaya resiliensinya.

Baca juga:  Disambangi Wisman, Festival Moyo Utara 2017 Raih Debut Manis

Poin ketiga adalah pengelolaan sumber daya air secara terpadu, khususnya di pulau-pulai kecil yang menjadi kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Poin keempat adalah upaya Indonesia untuk meninggalkan warisan (legacy) lewat 100 lebih proyek nyata bidang air yang telah dikurasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Tri menyebut pelaksanaan World Water Forum 2024 istimewa karena untuk pertama kalinya, pertemuan tingkat tinggi (high level meeting) akan digelar. Sesi tersebut akan dihadiri oleh perwakilan 108 negara dan 30 organisasi internasional.

Baca juga:  15 September 2017, Runway dan Terminal Internasional Bandara Silangit Rampung

Forum tiga tahunan tersebut juga akan meninggalkan warisan berupa kompendium atau kumpulan proyek yang sudah dikurasi oleh kementerian dan lembaga terkait di Indonesia.

“Nanti akan ada yang disebut concrete deliverables atau hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek-proyek kegiatan, yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia atau oleh Indonesia tapi juga cakupannya ada di seluruh dunia,” kata dia. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *