I Nyoman Suwarjoni Astawa. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rangka melaksanakan catur brata panyepian, enam wilayah di Bali meminta agar listrik dipadamkan oleh PLN. Permintaan ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kekushuyukan dalam melaksanaan catur brata penyepian.

Keenam wilayah tersebut diantaranya, Nusa Penida, Nusa Ceningan, Nusa Lembongan serta 3 desa di Kabupaten Buleleng, yaitu Desa Les, Penutukan dan Tejakula. General Manager PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan, keenam wilayah tersebut sudah bersurat, meminta agar PLN memadamkan listrik di wilayah tersebut. Permintaan ini bukan yang pertama kalinya. Namun sudah terjadi dari tahun sebelumnya. “Atas permintaan tersebut, kami pun akan merealisasikan,” ungkapnya.

Baca juga:  Walau Capai Rekor Baru, Bali Keluar dari 5 Besar Nasional Penyumbang Kasus COVID-19 Harian

Pemadaman akan diberlakukan pada hari H Nyepi (17/3) dini hari dan akan dihidupkan kembali pada H+1 (18/3) pada pukul 06.00 Wita.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, PLN mengalami penurunan beban pada perayaan Nyepi. Hal ini terjadi karena beberapa hal. Seperti penerangan yang dimatikan, tidak adanya aktivitas perkantoran termasuk beberapa hotel dan villa akan mematikan penerangan di luar ruangan. “Kita proyeksikan beban puncak pada pelaksanaan Hari Raya Nyepi terutama malam hari turun hampir 300 MW atau 33 persen lebih,” ungkapnya.

Baca juga:  Puluhan Warga di Jalan Gunung Salak Di-rapid Test

Pada tahun 2018 ini beban puncak tertinggi yaitu 840 MW, sehingga dengan prediksi penurunan tersebut beban puncak yang terjadi pada perayaan Nyepi sekitar 540 MW. Sehingga diprediksi akan mampu mengurangi beban (biaya-red) penggunaan listrik di Bali, yang secara nominal kurang lebih sekitar Rp 11 miliar.

Pihaknya juga menjaga keandalan listrik di Bali pada momen perayaan Nyepi, melalui menyiagakan sejumlah personil. Hal ini dikarenakan ada beberapa intansi seperti halnya rumah sakit yang tetap membutuhkan listrik. “Kami jaga supply dan keandalan ke lokasi-lokasi tersebut, dan kami juga siagakan petugas kami. Kami juga telah berkoordinasi dengan seluruh desa pakraman, terutama pecalang untuk bisa mengawal kami pada saat petugas kami melakukan perbaikan yang tidak bisa ditunda,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Tahun Politik Bagus untuk Pariwisata, Menparekraf Ungkap Alasannya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *