Umat Hindu menggelar melasti di Pantai Yeh Kuning, Jembrana. (BP/olo)

JEMBRANA, BALIPOST.com – Rangkaian hari raya Nyepi tahun baru caka 1940, puluhan ribu masyarakat Jembrana Rabu (14/3) melaksanakan kegiatan melasti tersebar di 14 pantai. Di belasan titik pantai (segara) yang menjadi pusat prosesi pemelastian, dipadati umat yang sebelumnya beriringan berjalan menuntun dan mengiringi pratima masing-masing.

Namun dari 14 titik tersebut, dua titik diantaranya dilakukan pada Kamis (15/3) ini. Titik pusat pemelastian tersebut tersebar di lima Kecamatan Jembrana. Lokasi tersebut sebelumnya telah ditetapkan oleh PHDI bersama Desa Pakraman.

Diantaranya dua lokasi di Kecamatan Melaya yakni Pantai Candikusuma dan Pura Segara Gilimanuk. Di Pantai Candikusuma menampung umat dari 12 desa Pakraman di Melaya, sementara di Pura Segara Gilimanuk hanya Desa Pakraman Gilimanuk.

Baca juga:  Pra-PON Futsal, Bali Ditundukkan NTB

Sementara itu, di kecamatan Negara dan Jembrana maising-masing terdapat satu lokasi pemelastian. Yakni di Pura Segara Pengambengan untuk sembilan Desa Pakraman di Kecamatan Negara dan Pantai Yeh Kuning untuk 10 Desa Pakraman di Kecamatan Jembrana.

Wilayah Kecamatan Mendoyo terdapat empat titik yakni Di Pantai Delodbrawah, Pantai Tembles (Penyaringan), Pantai Rambut Siwi di Yehembang dan Pantai Yeh Sumbul. Empat titik lokasi tersebut digunakan untuk 19 Desa Pakraman di Mendoyo. Sedangkan di Pekutatan, merupakan wilayah yang paling banyak pantai yang digunakan untuk prosesi Pemelastian. Dari data di PHDI Jembrana, ada enam pantai yakni Pantai Medewi, Pura Segara Pekutatan, di Pura Kawitan Kerta Laksana Pekutatan, Pantai Pangyangan dan Pantai Gumbrih serta Yeh Leh, Pengeragoan.

Baca juga:  Pelaku Pariwisata Minta Ada Alat Pendeteksi Tsunami di Pantai

Ketua PHDI Jembrana, I Komang Arsana, untuk pelaksanaan pemelastian dari 14 titik tersebut dilakukan pada Rabu kemarin. Namun, menurutnya khusus di Kecamatan Pekutatan ada beberapa desa pakraman yang melaksanakan pemelastian pada Kamis (15/3) hari ini. Diantaranya merupakan Desa Pakraman yang melasti di segara Yeh Leh dan Desa Pakraman Pekutatan. Waktu pemelastian yang dilaksanakan pada Kamis itu dilakukan sesuai dengan kesepakatan desa pakraman masing-masing.

Arsana mengatakan prosesi upacara pemelastian ini dimulai dengan ngiringang Ida Batara ke segara, pesembahnyangan di segara dan ngelebok ke segara. Kemudian dilanjutkan dengan nyejer di Bale Agung Pura Desa hingga saat tawur kesanga pada pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi. Makna dari upacara pemelastian ini merupakan momen untuk membersihkan alam semesta.

Baca juga:  5,8 Triliun Disiapkan Untuk Nyepi

Pada saat melasti di segara (laut), umat menghanyutkan segala kotoran-kotoran jagat. Baik yang ada dalam diri (buana alit) maupun di alam semesta (buana agung).Sehingga sifat kotor lenyap dan kembali pada Tri Kaya Parisuda yakni berpikir yang suci, berbuat yang benar dan berkata yang baik.

Dari 14 titik pemelastian tersebut, di Pantai Delodberawah lokasinya bergeser dibanding pelaksanaan yang sama tahun-tahun sebelumnya. Lokasi mekiis yang dulunya berada di ujung Timur pantai, digeser tepat di pantai pintu masuk atau selatan Patung Duyung. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *