Umat Hindu melakukan melasti di Tanah Lot, Tabanan. (BP/ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Prosesi penyucian bhuana jelang hari raya Nyepi (Melasti), menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu khususnya bagi wisatawan yang tengah berkunjung ke Pantai Tanah Lot, Tabanan. Seperti yang terjadi Rabu (14/3) ketika warga desa pekraman Beraban melaksanakan prosesi upacara melasti ke obyek wisata yang terkenal di Tabanan ini.

Para wisatawan tampak tidak henti-hentinya mengabadikan momen iringan warga yang berpakaian adat membawa pratima menuju Pantai Tanah Lot. Prosesi dimulai pukul 15.00 wita dengan berjalan kaki dari Pura Bale Agung sebagai tempat berkumpulnya seluruh pratima dari seluruh pura yang ada di kawasan desa pekraman Beraban, menuju pantai Tanah Lot.

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lebihi 17.000! Jumlah Korban Jiwa COVID-19 Lampaui 500 Orang

Prosesi Melasti Desa Pekraman Beraban Tanah Lot setidaknya melibatkan ratusan warga dari lima belas banjar adat atau dusun dalam satu Desa Pakraman Beraban, sehingga sangat semarak dan menarik perhatian wisatawan. Saat proses Melasti, warga yang membawa pratima dan benda-benda sakral lainnya juga menyelupkan kakinya ke perairan sebagai simbol penyucian agar pelaksanaan Hari Raya Nyepi berlangsung tenang dan damai.

Prosesi penyucian ini meliputi dua hal, yakni bhuana agung atau alam semesta dan bhuana alit yang diterjemahkan sebagai jiwa raga. Dimana ada 44 pura yang ada di Desa Pakraman Beraban. Masing-masing pura tersebut membawa pratima. Dengan adanya prosesi Melasti Desa Pakraman Beraban, jalan dari sebelah utara Desa Pakraman Beraban ke arah selatan sampai Tanah Lot ditutup untuk sementara sampai pemelastian tiba di Pantai Tanah Lot.

Baca juga:  Jamin Keselamatan Penumpang, BTKP Uji Alat Keselamatan Pelayaran

Manajer DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana mengatakan pihaknya sudah dari awal mengantisipasi membludaknya pengunjung dan arus lalulintas terkait prosesi pemelastian. “Kami telah menginfokan sebelumnya lewat himbauan tentang prosesi ini. Jadi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung pasti akan stay dan yang mungkin dikejar waktu tour pasti meninggalkan kawasan lebih dulu,” ucapnya.

Sementara untuk pengaturan arus lalulintas juga sudah diantisipasi sebelumnya dengan pihak kepolisian, pecalang desa pekraman, dan security agar prosesi pemelastian bisa berjalan dengan lancar dan tenang. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Di Karangasem, Tingkat Hunian Hotel Masih Anjlok
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *