GIANYAR, BALIPOST.com – Tantangan dari keberlanjutan subak sebagai warisan budaya dunia terus terjadi. Di Gianyar sebagian lahan sawah bertransformasi menjadi permukiman, bangunan industri, dan tempat wisata, namun masyarakat Gianyar masih melestarikan budaya pertanian sehingga sistem subak tetap lestari.

Kadis Pertanian Kabupaten Gianyar Anak Agung Putri Ari, Senin (27/5) mengatakan di Gianyar terdapat 506 subak yang tersebar di tujuh kecamatan. Sampai saat ini subak yang mengatur air irigasi di sawah masih tetap hidup.

Baca juga:  Parah, Sedimentasi Saluran Irigasi di Desa Lokapaksa

Dijelaskan, untuk membantu pelestarian subak, Dinas Pertanian lebih banyak mengandalkan pendanaan dari pusat melalui Kementerian Pertanian RI. Ini mencakup kebutuhan akan traktor dan perbaikan saluran irigasi dalam skala kecil akan diajukan ke pusat.

Sedangkan untuk perbaikan saluran irigasi akan dikoordinasikan melalui Dinas PUPR. Putri Ari menjelaskan bantuan lain untuk petani subak dalam bentuk subsidi pupuk.

Subak menyampaikan laporan kebutuhan pupuk bersubsidi ke Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan. Selanjutnya usulan pupuk bersubsidi ini akan disampaikan ke pusat.

Baca juga:  Denpasar Kembangkan Ekowisata Subak

Dipaparkannya, semua usulan bantuan untuk kelompok subak baik bantuan traktor, bantuan perbaikan irigasi, dan subsidi pupuk realisasinya sepenuhnya merupakan kewenangan pusat.

Ditanya subak yang hilang di Kabupaten Gianyar, menurutnya belum ada. Gianyar memiliki subak 506 subak, memang ada lahan pertanian yang sedikit terkikis beralih fungsi menjadi pemukiman, tetapi sistem subak masih lestari. (Wirnaya/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN