Gubernur Bali Periode 2018-2023, Dr. Ir. Wayan Koster, MM., diberi penghargaan oleh Rektor Unhi Denpasar, Prof. Damriyasa (kiri) didampingi Ketua Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Kol.Purn. Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana, M.Fil. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemajuan usadha Bali harus dilaksanakan dari hulu ke hilir. Hal ini terungkap dalam Seminar dan Pameran Wellness: Dunia Kerja Bagi Pengobatan Tradisional yang diselenggarakan oleh Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, di Aula Taman Asoka kampus Unhi Denpasar, Rabu (29/5).

Hadir sebagai pembicara seminar, Gubernur Bali periode 2018-2023, Dr. Ir. I Wayan Koster, MM. Seminar yang mengusung tema “Represents a Treasure Trove of Balinese Heritage, Through Spiritual Wellness Practices and Cultural Immersion” ini mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai keynote speaker yang hadir secara daring.

Rektor Unhi Denpasar, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS., mengatakan bahwa peluang dunia kerja dalam pengobatan tradisional di Bali sangat tinggi. Oleh karena itu, Unhi Denpasar yang telah memiliki Prodi Ayurweda di Fakultas Kesehatan akan kembali membuka Prodi baru, yaitu Prodi Sarjana Terapan Pengobatan Tradisional.

Ini untuk menjawab agar Bali memiliki lulusan yang profesional di bidang pengobatan tradisional. Apalagi, di masa kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023 telah diterbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali.

Baca juga:  Belum Diatur, Jaminan Kesehatan untuk Pengobatan Tradisional

“Kami di Unhi Denpasar berperan untuk menyukseskan apa yang menjadi kebijakan-kebijakan yang bermanfaat untuk masyarakat, salah satunya Pergub Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali. Apalagi, setelah Pergub ini diberlakukan banyak dibutuhkan tenaga pengobatan tradisional yang profesional dan memiliki hal secara hukum melaksanakan layanan kesehatan tradisional,” ujar Prof. Damriyasa.

Sementara itu, dalam paparannya Wayan Koster mengungkapkan bahwa di masa kepemimpinnya sebagai Gubernur Bali 2018-2023 telah diterbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali. Bahkan, Pergub ini dimasukkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125.

Menurutnya, sistem kesehatan tradisional (usadha) Bali merupakan warisan adiluhung leluhur dan guru-guru suci Bali yang secara turun temurun telah diakui manfaatnya bagi kesehatan. Sebab, usadha Bali mencakup ajaran, ilmu pengetahuan, teknologi, dan etika dalam pencegahan dan pengobatan, serta menjaga kesehatan masyarakat Bali niskala-sakala.

Baca juga:  Kluster Industri Mulai Muncul, Implementasi PPKM Darurat Diminta Diperketat

Sehingga, pemajuan usadha Bali harus dilaksanakan dari hulu ke hilir melalui berbagai upaya. Salah satunya, mengembangkan manuskrip kearifan lokal Bali bidang usadha menjadi produk jamu, obat herbal terstandar, fitofarmaka, dan kosmetik.

Koster mengatakan dalam pengembangan pengobatan tradisional Bali telah bekerjasama dengan Prodi Ayur Wedha Fakultas Kesehatan yang dimiliki Unhi Denpasar untuk mendidik anak-anak muda Bali menjadi tenaga kesehatan tradisional yang siap bekerja di Puskesmas-Kestrad, Rumah Sakit Komplementer dan Interasi. Dimana, pendidikan kesehatan tradisional ini mengacu pada kearifan lokal pengobatan usadha.

Lebih lanjut Koster menyebut bahwa Bali memiliki jenis tumbuh-tumbuhan obat yang melimpah. Bahkan, oleh leluhur telah mewariskan pengetahuan ramuan obat tradisional yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan tersebut. Pengetahuan tersebut terdapat di dalam manuskrip kearifan lokal Bali yaitu lontar. Atas potensi tersebut, pihaknya menganalisis kekuatan Pulau Bali dengan negara China.

Kalau dihitung kekayaan Bali, baik dari tumbuh-tumbuhan serta kearifan lokalnya, Bali tidak kalah dengan China yang telah menjadi negara terbesar dalam industri herbal. Harusnya Bali bisa lebih hebat dari China. Sekarang dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, pembangunan Bali telah diarahkan berdasarkan sumber daya lokal dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi.

Baca juga:  Prodi Manajemen FEBP Unhi Gelar Debat Antarperguruan Tinggi Se-Bali

Koster pun mengapresiasi langkah Unhi Denpasar yang merespon cepat terkait pengobatan tradisional dengan membuka Prodi Sarjana Terapan Pengobatan Tradisional. Nantinya prodi ini akan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menjadi pengusadha yang profesional. “Rencana ke depan saya ingin mengembangkan industri herbal yang berbasis tumbuh-tumbuhan indemik yang ada di Bali,” tegas Koster.

Selain Wayan Koster, narasumber lainnya mengisi seminar wellness ini, yaitu dr. Maria Endang Sumiwi, MPH. (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI), I Gde Nyoman Indra Prabawa (Ketua Bali Spa and Wellness Association), dan Dr. Mohammad Asyhadi, S.Kes.,SE.,M.Pd. (ASPI Wellness & Spa dan Perkumpulan ASTI). (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *