SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dalam rangkaian pujawali di Pura Batu Lepang, Desa Adat Lepang, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, desa adat setempat menggelar pementasan calonarang, pada Senin (27/5) malam.

Pementasan calonarang ini sesuai dengan petunjuk niskala yang diperoleh pihak desa adat agar. Pementasan ini sebagai upaya krama dalam pelestarian adat, tradisi dan budaya Bali di Desa Adat Lepang. Pujawali di Pura Batu Lepang sendiri masineb pada Kamis 30 Mei 2024.

Bendesa Adat Lepang I Made Merta, pada Jumat 31 Mei 2024 mengatakan pujawali di Pura Batu Lepang berlangsung setiap Soma Wage Prangbakat, enam bulan sekali. Namun, pementasan calonarang ini tidak menentu atau tidak rutin digelar saat pujawali di Pura Batu Lepang.

Baca juga:  Menjelang Pagerwesi, Harga Bunga dan Janur Melonjak

Pementasannya dikatakan tergantung petunjuk niskala yang diperoleh sebelum melaksanakan pujawali, atas pikayunan ida sesuhunan setempat. Pihak Desa Adat Lepang pun selalu siap menggelar pementasan calonarang ini, jika sudah mendapatkan petunjuk niskala.

Ia menjelaskan secara sekala, pementasan calonarang jelas sebagai upaya desa adat dalam melestarikan tradisi, adat dan budaya yang berjalan di Desa Adat Lepang. Karena itu merupakan aset dari masyarakat Bali, sehingga membuat pariwisata Bali itu maju.

Sementara secara niskala, pihaknya diserahkan kembali pada alam, karena pihaknya memiliki Ida Sesuhunan meraga Barong dan Rangda, jelas akan tetap berupaya melestarikannya.

Pementasan calonarang ini selalu menjadi lakon cerita mistis yang diyakini hingga kini oleh masyarakat Bali, dalam menampilkan dualitas kehidupan, baik dan buruk.

Baca juga:  Pemda Klungkung Bagikan Bonus Kepada Atlet dan Pelatih Peraih Medali di PON XI Papua

Dalam setiap acara ritual yadnya, pementasan drama tari ini menjadi pelengkap setiap upacara adat dan agama, sehingga acara pemujaan atau pujawali dapat berjalan dengan baik dan harmonis.

Pementasan calonarang di setiap desa adat di Klungkung, selalu menyedot perhatian warga. Seperti saat dipentaskan di Pura Batu Lepang, warga yang menyaksikan langsung tidak hanya dari Desa Adat Lepang, tetapi cukup banyak warga dari luar Lepang.

Disebutkan calonarang itu sebuah cerita yang menggambarkan kebaikan dan keburukan, ilmu hitam dan ilmu putih. Semua tergambar dalam pementasannya. Itu sebuah lakon cerita yang akan selalu ada dalam setiap pementasan calonarang. Setiap desa adat di Bali, tentu sangat meyakini itu.

Baca juga:  Wujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali Perlu Didukung Manajemen Komunikasi

Upaya-upaya desa adat dalam menjaga dan melestarikan adat, tradisi dan budaya Bali, sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali oleh Pemprov Bali.

Pemprov Bali konsisten mendorong itu, karena visi ini mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya.

Sehingga, pembangunan Pulau Bali tidak akan pernah lepas dari tiga aspek, yakni alam, krama dan kebudayaan Bali, berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana dan berakar pada kearifan lokal Sad Kerthi. (Bagiarta/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN