NEGARA, BALIPOST.com- Pembangunan senderan di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara sudah mulai dilakukan dimulai dari ujung Barat. Meskipun sempat terkendala oleh ombak besar di siang hari, proyek pembangunan senderan kini lebih difokuskan pada sore atau malam hari ketika air laut surut. Seperti yang terlihat di Pantai Pebuahan pada Rabu (25/6) siang, hanya beberapa pekerja dan satu dari tiga alat berat yang terlihat bekerja.
Menurut salah seorang pekerja, pengerjaan ditunda karena terkendala ombak besar. Sehingga bekerja saat ombak sudah tenang atau biasanya sore hingga malam hari. Saat itu air sudah mulai surut. Pembangunan senderan dimulai di sisi timur atau kiri dari mushola yang hancur akibat terjangan ombak di Pebuahan. Warga Pebuahan menyambut baik pembangunan ini dengan antusias.
Ali, salah seorang warga menyambut baik adanya pembangunan senderan ini. Sebab menurutnya kondisi di lokasi tersebut sangat padat penduduk dan paling parah terkena abrasi. “Karena banyak rumah warga yang rusak diterjang abrasi. Semoga nantinya senderan ini bisa melindungi kami dari terjangan ombak,” kata Pak Ali. Diharapkan proyek senderan ini yang dilakukan secara bertahap ini nantinya dapat menjangkau seluruh pesisir Pebuahan yang tergerus abrasi.
Sebelum proyek pembangunan dimulai, Pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Dinas PUPRPKP Jembrana menggelar sosialisasi tahap pertama di Balai Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Sosialisasi ini berfokus pada penekanan pelaksanaan proyek dan permintaan pemerintah agar masyarakat turut mengawasi jalannya pengerjaan. Proyek pembangunan pengaman pantai Pebuahan ini menelan biaya sebesar Rp18,3 miliar lebih. Pada tahap awal, revetment di Pantai Pebuahan akan dibangun sepanjang 770 meter dengan anggaran yang bersumber dari APBN 2024. Pengerjaan proyek ini akan dilakukan oleh Indopenta Beton, KSO, selama 240 hari kalender.
Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, mengatakan pembangunan pengaman pantai Pebuahan ini dilakukan karena sudah banyak rumah warga yang rusak akibat abrasi yang semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, pemerintah pusat menggelontorkan dana dari APBN 2024 untuk mengatasi masalah tersebut. Total anggaran untuk pembangunan pengaman pantai sepanjang 770 meter ini adalah Rp18,3 miliar lebih. Dari proyek ini, terdapat 4 KK atau rumah warga yang terdampak dan harus dibongkar. Hal ini dilakukan karena rumah-rumah tersebut sudah banyak yang hancur karena abrasi.
Sudiarta meminta agar seluruh masyarakat, terutama warga yang terdampak pembangunan, untuk ikut mengawasi jalannya pengerjaan proyek ini. Jika ditemukan hal yang tidak sesuai dengan harapan, diimbau untuk dikoordinasikan dengan pelaksana proyek secara musyawarah. Sudiarta juga menyebutkan bahwa jika proyek ini berjalan sesuai rencana, kemungkinan revetment ini akan dilanjutkan atau dilaksanakan secara bertahap hingga tuntas untuk mengatasi masalah abrasi di Pebuahan. (Surya Dharma/Balipost)