Pj. Gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya saat membuka Rapat Kerja Daerah Forum FKUB se-Bali, di Denpasar, Selasa (25/6). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mengelola keragaman agar menjadi sesuatu hal yang indah bukanlah hal yang mudah. Terlebih Indonesia, demikian juga Bali terdiri dari beragam suku, etnis, dan budaya. Namun, keberagaman tersebut seperti pelangi yang indah karena adanya berbagai warna atau keberagaman. Hal tersebut diungkap oleh Pj. Gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya saat membuka Rapat Kerja Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Bali, di Denpasar, Selasa (25/6).

Pj. Gubernur Mahendra Jaya mencontohkan kecakapan seorang pelukis dalam memberikan sentuhan warna hingga tercipta karya yang indah. Terlihat mudah dilakukan oleh sang pelukis, karena dia memiliki kemampuan dan keterampilan.

Baca juga:  Tutup Tahun 2021, Bali Masih Sandang Zona Kuning COVID-19

Namun, prosesnya tidak mudah, perlu ketekunan, keseriusan, dan fokus untuk dapat memiliki kemampuan dan keterampilan melukis. Hal yang sama menurutnya juga berlaku pada upaya mewujudkan situasi kondusif dan shanti. Itu butuh proses yang tak mudah.

FKUB dinilai mengambil peran besar dalam menjaga situasi tetap kondusif dengan menjaga kerukunan antar umat beragama. “Bali yang religius dan plural sangat kondusif, tentu karena peran dan upaya FKUB,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Mahendra Jaya menyinggung tentang Pemilu Serentak Tahun 2024 untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Legislatif yang telah terlaksana dengan baik. Dan sampai saat ini Bali tetap damai, aman, dan nyaman. “Saat ini kita telah memasuki tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah. Apapun nanti pilihannya, mari kita sama-sama jaga Bali,” ajaknya.

Baca juga:  Pemkab Jembrana Angkat Keragaman Budaya dan Tradisi Lokal

Pihaknya oun mengajak tokoh/pemuka agama dan masyarakat yang duduk dalam kepengurusan FKUB turut berperan aktif “ngrombo” mengatasi berbagai persoalan sosial yang masih ada di masyarakat. Seperti, persoalan stunting, kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, serta bagaimana menjaga kearifan lokal Bali agar tidak tergerus gempuran budaya asing yang menyebar karena pesatnya  kemajuan teknologi.

Ketua Umum FKUB Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet berpesan kepada siapapun pejabat definitif yang nantinya terpilih baik di level provinsi maupun kabupaten/kota agar memperhatikan keberadaan FKUB di wilayah masing-masing. Karena Bali sebagai destinasi wisata dunia sangat bergantung pada situasi kondusif yang salah satunya dipengaruhi oleh kerukunan. “FKUB itu kerjanya seperti pegadaian, menyelesaikan masalah tanpa masalah. Kami banyak menyelesaikan konflik, tapi tidak dipublikasikan karena itu isu sensitif,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi FKUB se-Indonesia ini.

Baca juga:  Tiga Proyek Jembatan Ditarget Rampung Desember

Selain penyelesaian konflik, FKUB juga banyak bergerak dalam upaya pencegahan. “Karena jika konflik sudah meledak, biaya yang dikeluarkan akan sangat besar untuk pemulihan,” tandasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN