BANGLI, BALIPOST.com – Munculnya pro-kontra dari sejumlah kalangan terkait rencana pembangunan patung Jro Mangku Pucangan senilai Rp 4 miliar di obyek wisata Penelokan Kintamani, ditanggapi Bupati Bangli I Made Gianyar. Gianyar mengatakan bahwa tujuan pemerintah membangun pada dasarnya adalah untuk membuat masyarakat bahagia.
Namun, jika yang dibangun justru memunculkan polemik di masyarakat seperti halnya rencana pembangunan patung Jro Mangku Pucangan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengambil keputusan untuk membatalkan rencana pembangunan tersebut. Gianyar mengaku telah menerima masukan dari beberapa pihak terkait rencana pembangunan patung Jro Mangku Pucangan di Penelokan.
Salah satu masukan yang diterimanya, mengharapkan agar patung yang dibangun di obyek wisata Penelokan adalah sosok raja Jayapangus bersama Kang Cing Wie, bukan Jro Mangku Pucangan. Alasannya karena sosok Jro Mangku Pucangan kurang populer, sehingga dinilai kurang pas jika dibangun untuk menarik minat wisatawan.
Mengenai adanya beberapa masukan tersebut, Gianyar mengaku telah menampung masukan yang ada dan akan mendiskusikan kembali rencana pembangunan patung Jro Mangku Pucangan di Penelokan. Jika dalam diskusi nanti terjadi tarik menarik yang luar biasa gara-gara patung, maka tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengambil keputusan untuk membatalkan pembangunan patung itu. “Kalau diskusinya nanti terjadi tarik menarik yang luar biasa gara-gara patung, nanti walaupun sudah dikontrak akan diadendum. Patung itu ditiadakan. Nanti nilai nominal sebesar patung itu kan tidak usah dibayarkan,” jelasnya didampingi Kepala Disparbud Kabupaten Bangli Wayan Adnyana.
Gianyar menegaskan pihaknya tidak ingin hanya karena pembangunan patung muncul polemik di kemudian hari. Dikatakannya pada dasarnya, sesuatu yang dibangun pemerintah memiliki tujuan untuk membuat masyarakat bagagia. “Sehingga kalau memang sulit, lebih baik tidak dibangun. Kita bangun dan tata Penelokan saja,” tegasnya.
Sementara itu, Kadisparbud Wayan Adnyana menjelaskan bahwa alasan dipilihnya sosok Jro Mangku Pucangan untuk dijadikan patung di obyek wisata Penelokan, karena memiliki kaitan historis dengan Penelokan. Konon Jro Mangku Pucangan pernah mengusung Dewi Danu ke tengah Danau Batur. Ketika itu muncul gunung kecil di tengah Danau.
Dari Penelokan itulah Jro Mangku Pucangan terus mengamati perkembangan gunung kecil tersebut. “Sebenarnya intinya bukan membangun patung. Patung itu bagian dari tempat peninjauan di Penelokan. Patung hanya jadi aksesoris untuk mendukung vibrasi Penelokan. Apapun yang dibangun, iconnya tetap gunung dan danau batur,” jelasnya.
Ditambahkan Adnyana, sesuai rancangan patung Jro Mangku Pucangan yang dibangun senilai Rp 4 miliar tersebut memiliki ukuran 8 meter. Patung akan dibangun dengan bahan perunggu. (Dayu Swasrina/balipost)