Ilustrasi - Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sejumlah kota besar di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat dilanda suhu panas. Untuk maksimum harian mencapai 34 derajat Celsius.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (7/7), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi, mayoritas wilayah mulai dari Kota Semarang, Surabaya, Majalengka, dan Sumbawa dalam 24 jam terakhir terdeteksi dilanda ​​​​kondisi suhu panas maksimum itu.

Hasil analisa tim ​​​​​​Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus​​​​ BMKG, Senin siang, suhu terpanas di wilayah Semarang, Jawa Tengah (Stasiun Klimatologi Jawa Tengah) dan Surabaya, Jawa Timur (Stasiun Meteorologi Perak I) setinggi 34,8 derajat Celcius.

Baca juga:  Sriwijaya Air Group Eksis Jelajahi Raja Ampat

Tim tersebut di saat yang sama juga menganalisa suhu panas maksimum setinggi 34,6 – 33,2 derajat Celcius melanda sebagian besar wilayah mulai di Sumatera Utara (Deli Serdang, Medan), Aceh, Sumatera Selatan (Palembang, Ogan Ilir), Lampung (Pelabuhan Panjang), Banten (Curug), Kalimantan Barat (Sambas, Pontianak), Kalimantan Utara (Selor Bulungan, Nusa Tenggara Timur (Sumba Timur).

Secara umum suhu panas maksimum pada siang hari tersebut disebabkan karena gerak semu matahari dengan jarak terdekat di ekuator sebagaimana dilaporkan sebelumnya oleh tim meteorologi BMKG.

Baca juga:  Gempa Guncang Kuta Dini Hari

Fenomena ini sekaligus menandakan musim kemarau mulai melanda Indonesia dan diprakirakan puncaknya berlangsung pada Juli-September 2024.

Demi mengurangi dampak suhu panas, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengkonsumsi air mineral secara cukup dan teratur supaya terhindar dari dehidrasi, terutama saat melaksanakan kegiatan di luar ruangan.

Kemudian menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk melindungi kepala dan tubuh bagian atas, kacamata hitam melindungi mata, bila perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar ultra violet (UV), atau dengan menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari bila tidak perlu.

Baca juga:  Gempa di Selatan Bali, Ini Pemicunya

Di sisi lain, BMKG juga mengimbau masyarakat tidak sembarang melakukan pembakaran sampah atau sebagainya, dan kepada pemerintah daerah untuk juga mengintensifkan pengawasan hingga penyiraman darat demi mengurangi potensi kebakaran akibat terik matahari pada kawasan hutan, dan lahan mineral seterusnya.

BMKG memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang aktual setiap harinya terkait hasil analisa suhu panas dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN