JAKARTA, BALIPOST.com – Pada Indonesia Open 2024, Damai Indah Golf Pantai Indah Kapuk (PIK) mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah ajang tersebut setelah selama sepuluh tahun terakhir selalu diselenggarakan di Pondok Indah Golf Course.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) Japto Soerjosoemarno mengatakan, organisasi yang dipimpinnya membuka peluang bagi lapangan-lapangan golf lain untuk menjadi tuan rumah ajang bergengsi Indonesia Open pada tahun depan.
“Jadi nanti di penutupan kami akan menawarkan lapangan golf mana yang mau mengadakan ini (Indonesia Open). Silakan. Mereka mau mempromosikan lapangan golfnya, tapi kita harus free (gratis),” kata Japto saat ditemui di Damai Indah Golf PIK, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (9/7).
Japto kemudian memaparkan bahwa PB PGI berniat untuk merotasi tuan rumah Indonesia Open ke berbagai lapangan golf di seluruh Indonesia. Sebab ia tidak menginginkan turnamen prestisius itu menjadi identik dengan hanya satu lapangan golf saja.
“Golf ini kan satu komunitas golf. Yakni lapangan, pemain, dan pro. Jadi ada amatir ada pro. Nah ini harus kita hidupkan lagi. Ini kerja sama kita dengan APLGI (Asosiasi Pemilik Lapangan Golf Indonesia), kami beri kesempatan kepada mereka untuk menawarkan lapangan. Kalau mereka memperkenankan, kan naik juga peringkat mereka di dunia,” ujar Japto.
Lebih jauh, Japto juga meyakini Indonesia tidak kekurangan lapangan golf yang layak untuk menjadi arena berlangsungnya ajang yang disupervisi oleh Asian Tour itu.
“Tentu ada ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Panjang lapangan, terus average par-nya ya,” kata Japto yang menduduki posisinya sebagai Ketua PB PGI sejak 2023 itu.
Indonesia Open 2024 memiliki average par yang berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, yakni 71. Setelah pada tahun lalu menggunakan average par 72.
Turnamen golf ini sudah diselenggarakan di Indonesia sejak 1974, namun hanya satu kali pegolf Indonesia yang pernah menjadi juara. Pegolf tersebut adalah Kasiadi yang memenangi gelar tersebut pada 1989. (Kmb/Balipost)