BANGLI, BALIPOST.com – Tradisi magibung masih dilestarikan masyarakat di sejumlah daerah di Bali. Salah satunya Desa Adat Penglipuran, di Kecamatan Bangli. Belum lama ini tradisi makan bersama itu kembali digelar Desa Adat Penglipuran serangkaian penutupan Penglipuran Village Festival Sebelas.

Selain sebagai wujud syukur, tradisi itu diadakan untuk merekatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan masyarakat.

Tradisi magibung di Penglipuran diikuti seluruh masyarakat setempat. Acara itu juga turut diikuti perwakilan desa bebanuan Penglipuran atau desa yang punya ikatan dengan Penglipuran. Menu yang dihidangkan yakni menu tradisional Bali, antara lain berisi nasi, dan beberapa jenis sate dan lawar.

Baca juga:  Dukung Geliat Pariwisata Perdesaan, AP II Bangun Balkondes

Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta belum lama ini mengatakan tradisi magibung sudah diwarisi masyarakat Penglipuran sejak dulu.

Magibung biasanya diadakan masyarakat Penglipuran ketika ada kegiatan adat seperti upacara piodalan di Pura dan acara pernikahan. Namun dalam beberapa tahun terakhir magibung dimasukan sebagai salah satu agenda Festival.

Magibung diadakan sebagai ungkapan wujud syukur atas berkah yang diberikan Tuhan. Budiarta mengatakan magibung juga memiliki makna kebersamaan. Dengan magibung diharapkan dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan antar warga Penglipuran juga dengan desa adat bebanuan di tengah kesibukan masyarakat saat ini yang semakin kompleks. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Hutan di Kintamani Cocok Dikembangkan Jadi Kebun Raya

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN