Sejumlah pelaku pariwisata hadiri Seminar "Sales Strategy in Disrupted Market," Jumat (23/3) digelar di The Trans Resort Bali. (BP/ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Di zaman sekarang yang serba cepat dan sebaran informasinya hanya dalam hitungan detik ke seluruh dunia, industri pariwisata harus menyikapinya dengan kerja cerdas. Caranya melalui beragam inovasi dan kreativitas yang dipadukan dengan kemajuan teknologi komunikasi. Demikian terungkap dalam Seminar “Sales Strategy in Disrupted Market,” Jumat (23/3) digelar di The Trans Resort Bali.

Menurut Ketua Panitia Seminar ini, Ramia Adnyana, SE., MM., CHA, tuntutan untuk bekerja lebih cerdas dan tidak lagi menggantungkan perencanaan bisnis melalui kehandalan data historis dan tren pasar menjadi tantangan bagi pelaku pariwisata. Kondisi ini harus ditanggulangi sehingga bisa menjadi peluang bagi para penyedia jasa pariwisata.

Ia mengungkapkan industri jasa menuntut pelakunya lebur dalam dinamika kreativitas dan inovasi untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumennya yang semakin hari semakin beragam, semakin meluas, semakin kompleks, bahkan menembus jarak, ruang dan waktu. Konsumen senantiasa menginginkan barang yang berkualitas tinggi, harga terjangkau, proses pebuatan yang cepat, ketersediaan barang yang mudah didapat serta delivery yang dapat dikatakan instant. Segera, kapanpun dibutuhkan.

Baca juga:  Gempa di Selatan Bali Berjenis Tektonik Dangkal

Kemajuan teknologi komunikasi digital dapat mengubah opini pasar secara cepat dan massive. Dengan demikian tidak ada lagi trend yang aman dan dapat dipakai sebagai sebagai acuan produksi dan penyediaan jasa. “Kondisi kekinian seperti inilah yg kita kenal sekarang sebagai Disruption Era. Disruption bukan sekedar fenomena hari ini, melainkan fenomena hari esok yang dibawa oleh para pembaharu ke saat ini, hari ini,” ungkapnya.

Untuk itu, diperlukan upaya membedah kondisi disrupsi ini, mengenalinya, untuk kemudian bisa siap dengan strategi penjualan (sales) yang tepat menghadapinya. “Sehingga kesinambungan bisnis dapat berlangsung sebagaimana kita harapkan,” lanjut Ramia.

Baca juga:  Pelaku Pariwisata Bali Bertemu Dua Paslon Pilgub Bali, Ini 5 Persoalan yang Dilontarkan

Sementara itu, President Director GHE, Yoga Iswara menyampaikan seminar ini adalah salah satu wujud peran serta aktif GHE (Global Hospitality Expert) dalam menghadirkan wahana pembelajaran dan wahana profesionalitas untuk menjamin kesinambungan bisnis, melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Ajang seminar besar seperti ini, juga kami pergunakan sebagai ajang pengukuhan atau penyerahan sertifikat kelulusan bagi peserta pelatihan dan sertifikasi yang kami selenggarakan. Pada kesempatann kali ini kami menyerahkan sertifikat kelulusan General Management Capacity Enhancement,” sebutnya.

Program ini didesign untuk meningkatkan kapasitas akademis sekaligus keterampilan management perhotelan, dengan modul berdurasi 148 jam pertemuan. Output program ini adalah Manager dan atau General manager yang menguasai seluruh area dan bidang tanggung jawab untuk memimpin suatu hotel.

Suasana pelaksanaan Seminar “Sales Strategy in Disrupted Market,” Jumat (23/3) digelar di The Trans Resort Bali. (BP/ist)

Global Hospitality Expert (GHE), adalah mitra ahli industri dan akademis Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional, dibentuk untuk mendampingi rekan-rekan industri dan akademis pariwisata dalam meningkatkan kemampuan dan keahlian kepariwisataan. GHE sekaligus hadir sebagai mitra penyelenggara sertifikasi keahlian dari American Hotel & Lodging Educational Institute (AHLEI) di Indonesia, sehingga seluruh program akademis dan program sertifikasi profesi AHLEI dapat dilaksanakan di Indonesia.

Baca juga:  Lempar Rumah Dengan Bata, Orang Depresi Diamankan

Seminar ini dihadiri ratusan peserta dari kalangan pemilik hotel, General Manager, Senior Executive Manager, dosen kepariwisataan dan juga para pimpinan perusahaan di industri kepariwisataan ini menghadirkan James Gwee sebagai pembicara utama dan Ketut Wiratama, SS., MNLP., CI., DCI., CEI (CEO Master Trainer). Hadir pula ketua PHRI Bali, Dr.Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si dan Ketua BPD Badung, I.G.N. Rai Suryawijaya, SE., MBA. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *