Banjir bandang merendam SDN 6 Banyuning hingga merusak buku, adminsitrasi sekolah, dan bahan ajar siswa. 125 anak di skeolah ini terpaksa diliburkan karena ruang kelas mereka tertutup lumpur saat banjir menerjang sekolah ini Kamis (22/3) malam lalu. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Bencana alam kembali melanda Buleleng Kamis (22/3) malam lalu. Hujan deras sejak pukul 19.00 Wita hingga malam lalu tersebut mengakibatkan banjir di wilayah Kota Singaraja. Selain merendam jalan, dan rumah warga, banjir juga merendam SDN 6 Banyuning.

Akibatnya, peralatan pendidikan di sekolah ini rusak terendam banjir. 125 anak-anak mulai kelas I hingga kelas VI diliburkan karena ruang kelas mereka tertutup lumpur.

Pantauan di lapangan Jumat (23/3) menyebutkan, aktifitas belajar di SDN 6 Banyuning terpaksa ditutup. Siswa terpaksa diliburkan karena ruang kelas di sekolah ini tergenang banjir hingga menyisakan lumpur. Bangku dan meja anak-anak pun diungsikan di tempat yang lebih aman.

Sementara peralatan sekolah, seperti buku pelajaran, adminsitrasi sekolah, rapor siswa serta perangkat komputer seluruhnya terendam banjir hingga tidak dipastikan tidak bisa digunakan kembali.

Pasca kejadian itu, guru bersama sejumlah orang tua siswa gotong royong memindhakan inventaris sekolah yang masih utuh. Sementara, endapan lumpur di ruang kelas hingga ruang kepala sekolah itu mulai dibersihkan. Satu uit mobil tangki milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng dikerahkan. Personel BPBD membantu menyemprotkan air agar lumpur yang menotori ruang kelas dan ruang kepala sekolah itu dapat dibersihkan.

Baca juga:  Sebanyak 328 Desa/Kelurahan di Bali Rawan Banjir

Kepala SDN 6 Banyuning Nyoman Karmiati di lokasi kejadian menceritakan, sejak malam lalu dirinya sudah mendapat informasi bawah sekolahnya terendam banjir. Karena saat itu hujan lebat, dirinya tidak bisa langsung mengecek kondisi sekolah. Namun perangkat kelurahan dan pengurus komite sekolah mengecek kondisi sekolah. Akan tetapi karena ketinggian banjir lebih dari satu meter, sehingga upaya memindahkan inventaris sekolah pun gagal dilakukan.

“Ketinggian air itu lebih satu meter dan komite bersama perangkat kelurahan sudah mengecek, tapi tidak bisa menyelamatkan perlengkapan di skeolah kami. Baru tadi pagi (Jumat 23/3-red) kita bisa pastikan dan ternyata buku, bangku, meja, perangkat komputer, dan adminsitrasi lain basah semua dan tidak bisa digunakan lagi,” katanya.

Menurut Karmiati, pasca bencana itu untuk sementara anak-anak kelas I smapai kelas III diperintahkan beajar di rumah masing-masing. Sementara anak kelas IV smapai IV tetap sekolah untuk diajak gotong royong merapikan kembali ruang kelaas yang terdmapak akibat banjir bandang.

Selain itu, para guru yang tergabung dalam SD Gugus di Banyuning gotong royong membersihkan sekolah, sehingga mulai Senin (26/3) mendatang aktifitas siswa kembali normal. Hanya saja, untuk kerusakan buku, administrasi sekolah, dan alat peraga pihaknya belum bisa memastikan apakah akan diganti dengan yang baru. Dia pun sudah melaporkan kerusakan itu kepada pengawas sekolah dan diteruskan ke Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan Buleleng.

Baca juga:  Sungai Musi Gerokgak Meluap, Jembatan Tertutup Lumpur

“Kalau buku dan adminsitrasi sekolah yang basah itu tidak bisa digunakan lagi. Data di computer juga rusak dan saya coba tadi bawa ke temat servis agar data-datanya bisa dibuatkan cadangan. Kerusakan ini sudah dilaporkan dan kami menunggu tindaklanjut dari UPP dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora),” jelasnya.

Ketua Komite SDN 6 Banyuning Wayan Kusumajaya mengatakan, banjir kali ini merupakan yang ketigali dan paling parah dibandingkan dua kali benjir sebelumnya. Banjir ini dipicu karena air irigasi dari wilayah Selatan (Desa Petandakan) menuju Subak Lawas, Kelurahan Banyuning volumenya mendadak tinggi akibat hujan.

Air itu kemudian meluap hingga menjebol pagar pembatas antara areal sekolah dengan lahan perkebunan warga di sebalah barat. Jebolnya pagar itu membuat banjir menerjang areal sekolah. Aliran banjir yang deras itu membuat kaca jendela di ruang kepala sekolah dan ruang kelas pecah. Sejak itu, banjir merendam dua ruang kelas dan satu ruang kepala sekolah yang berada dalam satu gedung. “Karena volume air di irigasi itu besar sekali dan memang alur irigasnya sempit dan dangkal. Karena meluap dan sempat tertahan oleh pagar sekolah kemudian jebol dan aliran banjirnya merendam areal sekolah,” jelasnya.

Baca juga:  Badai Markus, Nelayan Badung Diminta Hati-hati Melaut

Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng Ketut Sensus mengatakan, dampak banjir bandang di daerahnya yang aling parah dampaknya terjadi di SDN 6 Banyuning. Untuk itu, pihaknya menerjunkan mobil tangki air untuk membersihkan ruang kelas yang tertutup lumpur. “Data kami dampak banjir di sini yang paling parah dan ini menyangkut pendidikan anak-anak, sehingga kami bantu membersihkan lumpur, sehingg secepatnya anak-anak kembali sekolah,” katanya.

Penanganan pasca banjir juga dilakukan di kawasan Jalan Pulau Obi dan jalan Pulau Lombok, Singaraja. Di kawasan ini sejumlah rumah warga terdmapak banjir akibat hujan deras. Bahkan, smapai kemarin air maish menggenang beberapa rumah warga. Atas kondisi ini, BPBD membantu mesin penyedot air dan selang kepada warga agar bisa menyedot air yang menggenang areal perumahan mereka.(mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *