MANGUPURA, BALIPOST.com – Selain narkotika, Polri khususnya Direktorat Polairud Baharkam mengantisipasi penyelundupan detonator dari India. Detonator tersebut sudah tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
Direktorat Polairud Baharkam bekerja sama dengan Jawatan Keselamatan Dalam Negeri dan Ketentraman Awam Malaysia (PDRM) menurut Kakorpolairud Baharkam Polri, Irjen Pol. M. Yassin Kosasih melakukan upaya mengatasinya. Yassin mengatakan masuknya detonator dari India melewati Malaysia lalu ke Tarakan, Indonesia.
Kemudian detonator itu dipecah dan menyebar ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Jawa. “Itu yang intensif kita bicarakan dengan pihak Malaysia,” ungkapnya di sela-sela pembukaan Maritime Border Patrol Coordinating Group (MBPCG) ke-7 oleh Kabaharkam Polri Komjen. Pol. Dr. H. Mohammad Fadil Imran di Kuta, Rabu (17/7).
Terkait pertemuan ini, ia mengatakan sudah digelar sejak 2015. Pertemuan ini penting dalam upaya menjaga perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. “Sehingga kita menganggap rapat ini perlu dilaksanakan setiap tahun. Apa yang dihasilkan tentu bagaimana kita melaksanakan patroli terkoordinasi setiap beberapa bulan sekali di beberapa perbatasan, seperti Polairud Kepri dengan Gerakan Marine Police di Johor,” ujarnya.
Harapannya, lanjut Yassin, menciptakan situasi aman di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Mengingat Indonesia dan Malaysia cukup luas perairannya. Oleh karena itu antara Korpolairud Baharkam Polri dengan PDRM terus terjalin komunikasi dengan baik. Bentuk kerja samanya yakni melaksanakan patroli di setiap titik, koordinasi setiap perbatasan seperti yang hadir saat pertemuan tersebut, yaitu Dirpolairud Polda Aceh, Dirpolairud Polda Sumut, Dirpolairud Kepri, Dirpolairud Riau dan Dirpolairud Kalimantan Utara.
“Demikian juga dengan Malaysia, semua komandan gerakan Marine Police di wilayah tersebut,” ucap jenderal bintang dua ini.
Dalam pertemuan itu, pihak Malaysia menawarkan adanya latihan bersama para pilot helikopter AW di Malaysia. Sementara terkait ancaman di perbatasan terjadi saat ini dan sangat mengkhawatirkan adalah peredaran gelap narkoba. “Minggu lalu kita menangkap 1 kilogram sabu-sabu di wilayah Sumatra Utara. Barang haram itu masuk dari perairan Malaysia.
Dalam pertemuan tersebut, petinggi PDRM meminta izin kepada Kabaharkam Fadil agar bisa berkunjung ke IKN. Hal ini penting dilakukan dalam rangka pengamanan di IKN baik oleh Polri kepolisian Malaysia. (Kerta Negara/balipost)