Gabriel Fratini memperlihatkan masakan yang dibuatnya. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Konsep gastro bar semakin diminati. Hal ini disampaikan seorang koki asal Italia, Gabriel Fratini, Kamis (18/7).

Ia mengatakan gastronomi artinya makanan enak. Jadi konsepnya adalah membiarkan tamu mencoba makanan yang disajikan tanpa tahu apa yang dimasak oleh chef pada hari itu.

Namun sebelumnya para penikmat kuliner harus memberi tahu batasan makanan yang tidak boleh dimakan seperti babi, sapi, seafood atau yang lainnya. “Maka saya akan membuatkan untuk tamu yang spesial tanpa daging babi, makanan laut, dll,” ungkapnya.

Fratini yang merupakan private chef dari Michael Jackson, mantan Presiden AS, George Bush, hingga petenis Roger Federer ini sudah 50 tahun berkecimpung di dunia kuliner. Bahkan, separuh usianya dihabiskan di Asia sehingga ia pun mengaku cukup matang dengan beragam makanan Asia.

Baca juga:  Padukan Teknik Prancis dan Rempah Indonesia

Sehingga restaurant tanpa menu (omakase) ia ciptakan. Omakase adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti “percayakan kepada chef.”

Konsepnya sederhana, di mana ketika datang ke restoran Omakase, duduk di meja, dan kemudian membiarkan chef mengambil alih sepenuhnya.

Nantinya chef akan meracik hidangan-hidangan yang segar dan lezat secara langsung di hadapan tamu. Dari sushi hingga sashimi, tempura hingga hidangan panggang. Tamu akan disuguhkan berbagai hidangan yang penuh dengan rasa dan kreativitas.

Konsep cara menikmati kuliner ini tercetus karena saat ia pergi ke pasar atau suplier tak selalu tersedia bahan segar yang dibutuhkan. Maka ketika bahan segar yang ada hari itu, bahan itulah yang disajika ke tamu karena ia ingin menyajikan menu berkualitas termasuk bahan fresh

Baca juga:  Flu Singapura Merebak di Indonesia, Diskes Klaim Belum Ada Laporan Kasus di Bali

“Saya ingin memberi kejutan makanan apa yang akan saya sajikan ke tamu. Saya sudah memasak selama 50 tahun, jadi saya ingin tamu merasakan pengalaman makan sesuatu yang dimasak di menit-menit terakhir, bukan dimasak satu hari sebelumnya, bukan kamu pergi ke restoran steak atau burata , lasagna,” bebernya.

Inti dari filosofinya adalah gagasan membina persahabatan melalui makanan. Selain menawarkan pengalaman bersantap, ia juga memupuk komunitas di mana para tamu dapat terlibat langsung dengan kreativitas kulinernya,” imbuhnya.

Bahkan customer loyalnya di beberapa negara pun bisa datang untuk menikmati masakannya. Hal ini akan memperkuat posisi Bali sebagai gastronomi kuliner dengan hadirnya Chef Fratini di Bali.

Baca juga:  Tradisi Ngerebeg Desa Adat Munggu, Peringatan Kemenangan Perang

Partner bisnis Fratini, Gresye Kaendo mengatakan dirinya mengembangkan bisnis di Bali setelah di Jakarta. Sejauh ini belum ada restaurant di Bali yang sama dengan konsep yang ia tawarkan.

Menurutnya, nama besar Fratini akan menjadi daya tarik turis lokal maupun mancanegara untuk datang.

“Jadi ini menjadi restaurant yang mana orang akan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Karena dengan metode yang berbeda dari tepanyaki keluarnya Italian food, dari tepanyaki keluarnya japanese food dan western food, itu yg membedakan Gab’s dengan restaurant lain,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN