SDN 4 Pucaksari Akhirnya Menerima Satu Siswa. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Pucaksari di Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng sempat tidak menerima satu pun siswa saat masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun, melalui berbagai daya upaya dan pendekatan yang dilakukan, sekolah yang berdiri sejak 1987 tersebut, akhirnya menerima satu orang siswa SD.

Menurut Kepala Sekolah SDN 4 Pucaksari, I Ketut Dipayana, S.Pd pada Sabtu (21/7), pihak sekolah sejatinya sudah melakukan pemetaan usia anak sekolah yang ada di desanya. Dari hasil penelusuran yang dilakukan hanya ditemukan satu anak usia sekolah.

Dipa menyebut, minimnya siswa yang didapat lantaran jalan akses menuju ke sekolah rusak berat sejak tahun 2019 lalu. Miris dengan kondisi itu, pihaknya pun sempat mengusulkan keluhan ini di sela – sela Musyawarah Desa. Hanya saja, pihak Desa disebut masih melakukan kajian terkait hal ini.

Baca juga:  Sekolah di Tabanan Diminta Gelar MPLS Pola Baru

“Sejauh ini kelihan dan kendala masalah jalan rusak. Sehingga cuma dapat satu orang yang mendaftar setelah PPDB berlangsung. Bahkan rusaknya jalan itu semenjak tahun 2019 dan belum sempat diperbaiki hingga saat ini,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Buleleng, Dr. I Made Bagus Andi Purnomo, S.Pd., M.Pd menyebut akses jalan dari Desa Titab menuju sekolah rusak parah hampir sepanjang 500 meter. Hal ini diperparah dengan kondisi jalan yang sering terandam air saat musim hujan. Akses jalan rusak menjadi salah satu penyebab utama karena dominan siswa di SDN 4 Pucaksari berasal dari Desa Titab.

Baca juga:  Besok, Pendaftaran Jalur Miskin untuk PPDB SMA akan Dimulai

“Memang sekolah ini lebih dekat dengan Desa Titab. Kalau dari Pucaksari sendiri hanya menaungi satu banjar saja. Kebetulan memang demografi anak usia sekolah dasar tidak ada. Berdasarkan data banyak penduduk disana yang merantau,” kata dia.

Lebih jauh, ia mengungkapkan, minimnya anak usia sekolah juga menjadi faktor mengapa sekolah tersebut sedikit menerima siswa. Bahkan, rata-rata penerimaan siswa baru tiap tahun selalu kurang dari 10 anak. Bahkan, total siswa hanya berjumlah 25 anak dari kelas 1 sampai kelas 6 SD.

Baca juga:  Beraksi di Hutan Lindung, Ratusan Butir Pil Dextro dan Pil Koplo Disita

Pun demikian, pihaknya menilai bahwa Pemerintah Daerah harus tetap hadir dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Sehingga kedepan, sekolah itu dapat diminati masyarakat dan tetap mampu beroperasi, bahkan tetap eksis. “Saya amati potensi sekolah ini sangat bagus. Sekolah ini sudah masuk program sekolah penggerak. Tenaga guru pun sudah mencukupi. Total guru berjumlah delapan orang. Awalnya. guru hanya tiga. Kemudian tahun ini mendapatkan tambahan guru PPPK dari Jawa dan Bengkulu sejumlah lima orang guru,” papar dia. (Nyoman Yudha/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *