Helikopter PK-WSP tipe Bell 505 yang jatuh di kawasan Pantai Suluban, Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) dievakuasi. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV membeberkan kronologi kecelakaan helikopter PK-WSP tipe Bell 505 di kawasan Pantai Suluban, Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7).

Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono mengungkapkan berdasarkan fakta di lapangan, helikopter terlilit tali layang-layang. Pilot melaporkan bahwa pada ketinggian 1.000 feet, dia melihat layang-layang di atas helikopter.

“Pilot sudah terlambat menghindari layangan itu karena sudah melihat layang-layang berada di atasnya. Akhirnya, helikopter tidak bisa dikendalikan dan jatuh. Indikasi kelalaian karena telat menghindar, saya tidak bisa mengatakan ini ada kelalaian. Itu akan diinvestigasi lebih lanjut oleh KNKT,” ungkapnya.

Pihaknya mengakui, heli take off dari helipad Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada pukul 14.33 WITA memang sedang terbang rendah, yaitu di ketinggian 1.000 feet. Hanya saja, helikopter tersebut secara aturan masih diperbolehkan terbang dengan ketinggian tersebut.

Baca juga:  Dalam Sehari Bupati Suwirta Bedah Dua Desa, Tekankan Aksi Bukan Janji

“Helikopter tersebut terbang di ketinggian 1.000 feet, dan seketika pilot melihat ada layang-layang di atas. Helikopter pun tidak bisa dikendalikan dan terjatuh. Namun, kalau dibilang terbang rendah (1.000 feet) tidak juga, karena kalau persyaratannya terbang visual sebenarnya masih diperbolehkan terbang dengan ketinggian tersebut,” jelasnya.

Dikatakan, helikopter tersebut telah memiliki flight plan dan sudah mendapatkan izin dari AirNav Indonesia Cabang Denpasar untuk terbang di ketinggian 1.000 feet. “Memang hanya 1.000 feet yang di request (diminta, red) oleh mereka ke AirNav,” ucapnya.

Baca juga:  Perekonomian China Mulai Membaik, Banyak Warganya Ingin Berwisata

Setelah kejadian, lokasi jatuhnya helikopter langsung ditutup dan dipasang garis polisi pada Jumat malam. Saat ini, pihak terkait masih menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Seperti diberitakan, kecelakaan pesawat juga terekam oleh kamera amatir dan diunggah di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat helikopter berwarna putih terbalik di dekat tebing dengan tali melilit baling-balingnya.

Suara teriakan warga negara asing yang meminta pertolongan untuk suaminya juga terdengar dalam video tersebut.

Kepala Dusun Suluban, Wayan Suartana, menyatakan bahwa ia mendapat laporan dari warga sekitar pukul 14.45 WITA mengenai helikopter yang terbang rendah di atas rumah warga. “Ada laporan dari warga yang mendengar suara patahan di atas rumah. Setelah ditelusuri, ternyata ada helikopter jatuh,” ungkapnya.

Baca juga:  Aktivitas Panambang Liar di Eks Galian C Gunaksa Masih Marak

Menurut Suartana, helikopter tersebut terbang dari arah GWK dan penyebab jatuhnya diduga karena baling-baling terlilit tali layangan. “Baling-baling terlilit tali layangan. Lokasinya di lahan milik warga yang kebetulan akan dijadikan akses jalan,” katanya.

Suartana mengakui bahwa banyak investor yang mengecek lahan di kawasan Pantai Suluban menggunakan helikopter. “Setiap hari ada saja penerbangan helikopter oleh tamu asing yang mengecek lahan investasi,” ujarnya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *