NEGARA, BALIPOST.com – Puluhan nelayan di Desa Air Kuning, Kabupaten Jembrana, Minggu (21/7) beradu cepat menggunakan perahu tradisional kayu menggunakan layar (perahu layar). Masing-masing perahu dikendalikan dua orang nelayan dan menempuh jarak hingga 6 mil.
Adu cepat perahu memanfaatkan kecepatan angin ini merupakan tradisi tahunan di desa pesisir tersebut. Momen lomba diambil berdekatan dengan Tahun Baru Islam dirangkai dengan upacara petik laut.
Wujud bersyukur para nelayan pada tangkapan ikan di laut. Desa Air Kuning di Kecamatan Jembrana ini merupakan salah satu desa pesisir dan mayoritas bermata pencaharian menangkap hasil laut.
‘Sekarang ini lomba perahu layar ini bukan saja untuk peringatan dan bentuk syukur, tetapi juga bentuk pelestarian budaya leluhur kami. Melaut menggunakan kecepatan angin, tanpa mesin seperti sekarang,” ujar Asriyono, pelaksana lomba.
Perahu tradisional yang digunakan merupakan jukung lengkap dengan dua katir di kiri kanan dan satu layar terkembang. Adu cepat dimulai dari pinggir dengan menerobos ombak pantai hingga sekitar dua mil ke tengah laut ditandai dengan bendera yang mengambang.
Para nelayan harus melintasi garis start tersebut melawan arus ombak, baru menuju finish di jalur melintang ke arah barat sejauh 4 mil. Adu cepat perahu layar ini memerlukan keahlian melihat arus ombak dan arah hembusan angin.
Termasuk, kemampuan fisik untuk mendayung dan menarik tali layar. Saat ini, penggunaan perahu layar ini tergolong jarang dan sebagian besar sudah beralih ke perahu berbahan fiber dan mesin pendorong. (Surya Dharma/balipost)