Kondisi di sungai Biluk Poh, Penyaringan dilakukan pengerukan pasir. Nampak tumpukan pasir di dasar sungai bawah jembatan. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Warga di sekitar Sungai Biluk Poh, yang membelah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo mengharapkan normalisasi sedimentasi sungai dimaksimalkan. Pasalnya, kondisi sungai masih mengkhawatirkan karena sedimentasi yang tinggi dan senderan yang jebol.

“Kami berharap normalisasi sungai Biluk Poh ini dinaksimalkan. Memang sudah ada normalisasi sedimentasi namun belum maksimal, baru beberapa meter,” kata seorang warga yang tinggal di dekat sungai.

Baca juga:  Sebulan, Polres Jembrana Bekuk Empat Pengguna Narkoba

Kekhawatiran warga semakin bertambah dengan jebolnya besi pengangga jembatan Biluk Poh yang belum diperbaiki. Warga khawatir jika pengerukan dan penanganan tidak maksimal, banjir bandang dapat kembali terjadi dan berdampak pada mereka.

Perbekel Penyaringan Made Dresta mengatakan normalisasi sedimentasi Sungai Biluk Poh dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Bali. Normalisasi telah berlangsung selama dua minggu dan pasir hasil pengerukan digunakan untuk penyangga tanggul di samping sungai.

Baca juga:  Logistik TPS Rampung, KPU Jembrana Antisipasi Hujan

Menurutnya normalisasi sungai sudah diusulkan pasca banjir bandang tahun 2022 lalu. Demikian juga usulan pembangunan tanggul sungai. Dresta menyebutkan bahwa normalisasi di sisi selatan jembatan telah dilakukan sepanjang 75 meter, meskipun sejatinya sedimentasi tinggi sepanjang 500 meter. Ia berharap normalisasi dapat dilanjutkan dan dituntaskan agar sungai tidak dangkal dan air tidak meluap ke sawah dan pemukiman warga. “Harapannya dimaksimalkan,” ujarnya.

Baca juga:  Dipenuhi Eceng Gondok, Alur Tukad Mati Kembali Dinormalisasi

Untuk mengantisipasi dampak banjir bandang, Dresta mengatakan pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi salah satunya dengan sistem peringatan dini banjir untuk menghindari korban jiwa. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN