Sharing Session and University Lecture Tour Indonesia Joint Expedition 2024 digelar di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/7). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sebagai negara yang memilki lebih dari 70 persen wilayahnya adalah lautan, tentunya Indonesia memiliki banyak potensi, seperti biota laut, akuakultur, perikanan, hingga potensi karbon biru dan energi baru terbarukan. Namun, dari luasan wilayah lautan Indonesia itu, baru 19 persen yang terpetakan.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, M.Firman Hidayat dalam Sharing Session and University Lecture Tour Indonesia Joint Expedition 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/7), untuk eksplorasi laut dalam juga belum banyak yang dilakukan. “Padahal, semakin dalam lautan, artinya semakin menarik untuk dijelajahi dan dipahami,” paparnya.

Kebutuhan teknologi dan investasi untuk mendukung eksplorasi tersebut tidak dapat dimungkiri memerlukan dukungan dari banyak pihak. “Termasuk kerja sama yang kita lakukan dengan mitra kerja sama luar negeri seperti IDSSE-CAS dan OceanX,” ujarnya.

Baca juga:  Tabebuya Timpa Truk di Jalan Denpasar-Gilimanuk

Sementara itu peneliti IDSSE-CAS, W.J.Zhang, mengatakan penelitian di Indonesia dilakukan bersama BRIN untuk mengeksplorasi wilayah terdalam di palung Jawa, dan memelajari proses geologi, lingkungan dan ekosistem hadal, hingga batas garis di bumi di lautan yang memilki kedalaman lebih dari 6000 meter tersebut. Ada banyak ekosistem unik yang ditemukan selama penelitian.

Dalam kurun waktu satu bulan itu, IDSSE-CAS, di antaranya berhasil melakukan sebanyak 22 kali penyelaman menggunakan HOV (Human Occupied Vehicle) Fendhouze dengan 14 kali di antaranya mencapai kedalaman lebih dari 6.000 meter.

Selain itu, penelitian juga mencatat 11 kali pengukuran batimetri, pengambilan beberapa sampling dan titik gravitiasi di palung Jawa. Beberapa temuan penelitian yang menarik di antaranya kelimpahan dan keanekaragaman fauna bentik (komunitas yang menyusun ekosistem terumbu karang dan hidup di dasar perairan) yang tinggi, fauna hadal berbatu yang baru, ekosistem dinding makanan.

Baca juga:  Dirjen Duija Harap Umat Hindu Jatim Jadi Ikon Kerukunan Beragama

Co-CEO and Chief Science Officer OceanX Vincent Pieribone mengatakan lautan sangat penting untuk kehidupan manusia, yang juga menjadi misi utama OceanX untuk eksplorasi laut dan membawa lagi untuk dunia melalui ilmu pengetahuan dan pendidikan. Lautan memilki peran besar sebagai solusi untuk berbagai macam masalah yang dihadapi manusia.

Mulai dari mitigasi perubahan iklim, inovasi dan biomedis, keberlanjutan pangan, dan energi yang tak terbatas. Ia pun menyebut, kemungkinan tidak ada tempat lain yang memilki lautan dengan peran sangat penting seperti di Indonesia.

Esensi lautan berpengaruh besar untuk ekonomi dan pangan masyarakatnya. Dengan kolaborasi ini kami mendorong penelitian untuk menginspirasi masyarakat luas untuk terus melindungi laut.

Baca juga:  Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Bali Masih Nihil

“Semua penelitian yang kami lakukan akan didokumentasikan untuk kepentingan yang lebih besar lagi. Mulai dari penelitian megathrust, manajemen kelautan, hingga keanekaragaman hayati laut dalam yang mempunyai dampak pada target ekonomi biru pemerintah dan upaya konservasi,” paparnya.

Senior Vice President dan Executive Chair Konservasi Indonesia (KI), Meizani Irmadhiany, mengatakan kolaborasi antara Kemenko Marves, BRIN, dengan OceanX dan juga KI salah satunya bertujuan untuk mendukung terbentuknya kawasan perlindungan laut yang berkelanjutan dan mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

“Beberapa fokus utama penelitian KI dalam joint mission ini adalah mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, pengelolaan kawasan konservasi laut untuk produksi perikanan, dan juga memastikan kawasan konservasi laut bagi konservasi spesies terancam punah, terancam, dan dilindungi, serta spesies migrasi,” katanya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN