SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pura Penataran Pande di Desa Adat Sebunibus, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menggelar karya agung, setelah dilakukan renovasi pura secara keseluruhan. Rangkaian upacara tersebut meliputi Melaspas Pasupati, Rsi Gana, Mendem Padagingan, Masuda Bumi, Tawur Balik Sumpah, Yama Raja, Suda Bumi dan Pawintenan.

Karya agung ini akhirnya bisa digelar, setelah rentang waktu yang sangat lama, hampir seratus tahun. Puncak karya agung ini akhirnya sukses digelar di Pura Penataran Pande Sebunibus, Senin (22/7).

Panitia Karya, Pande Gde Guna Sesana, menyampaikan upacara besar kali ini merupakan yang pertama kali sejak dilakukan renovasi secara keseluruhan.

Baca juga:  Pasien Bertambah, BOR RSUD Klungkung Nyaris 100 Persen

Banyak kesenian yang ditampilkan pada puncak karya itu, melibatkan banyak seniman di Sebunibus dan seputar Nusa Penida. Bahkan, ada pula seniman penari dari Gianyar.

Karya agung di Pura Penataran Pande Sebunibus ini sudah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu, melibatkan pengempon pura sebanyak 130 krama.

Dalam persiapan itu, juga dibantu warga Pasemetonan Maha Semaya Warga Pande Nusa Penida dan juga pasemetonan di luar Nusa Penida. Dengan demikian pihaknya sangat bersyukur upacara ini telah berlangsung lancar. Baru kali ini sebagai pangempon melaksanakan upacara secara besar dari kurun waktu yang sangat lama hampir seratus tahun.

Seluruh pihak yang terlibat, cukup antusias dalam menyukseskan karya agung ini, dengan menampilkan berbagai kesenian. Baik seni karawitan maupun tari, diantaranya Semar Pegulingan, Gong Kebyar, Baleganjur, Selonding serta melibatkan empat Sekaa Topeng.

Baca juga:  Polsek Nusa Penida Gelar Razia, 33 Pengendara Motor Terjaring

Pande Guna Sesana menambahkan, upacara di Bali tidak bisa dilepaskan dari unsur budaya dan seni. Setiap upacara, seni dan budaya selalu menyertai dan ini merupakan wujud bhakti dalam mempersembahkan upacara yadnya.

Perlu diketahui dalam upacara ini, poinnya tidak hanya ritual semata, tetapi bagian dari wujud pelestarian seni dan budaya yang ada. Sehingga bisa terus berkembang dengan baik.

Sementara itu, Bendesa Desa Adat Sebunibus Wayan Durmawan, mengatakan karya agung seperti ini merupakan wujud konkrit sembah bakti krama kepada leluhur dan Sang Hyang Widhi Wasa pada umumnya. Dia juga antusias, karena dalam rangkaian upacara tersebut selain mampu menggelar yadnya berskala besar seperti ini, juga mampu menampilkan berbagai kesenian.

Baca juga:  Desa Adat Seraya Lestarikan Gebug Ende dan Dulang Mapeed

Berbagai kesenian yang menyertai karya agung ini, dinilai sebagai bentuk persembahan yang tulus ikhlas dan sekaligus merupakan upaya pelestarian seni budaya Bali. Dia berharap melalui karya agung ini, krama senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, kesejahteraan dan semakin memperkuat persatuan antar krama di Desa Adat Sebunibus. (Bagiarta/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN