DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki musim kemarau, warga dibeberapa desa di Nusa Penida, Klungkung sudah mengalami krisis air bersih. Stok penyimpanan air bersih di cubang milik warga mulai menipis. Salah satunya warga di Desa Adat Karangsari, Desa Suana. Terutama warga yang rumahnya terletak diperbukitan yang jauh dari akses air PDAM maupun sumur bor air laut.
Salah seorang warga, I Wayan Sugiarta mengaku mengalami kesulitan air bersih sejak 2 bulan terakhir. Pasalnya, air hujan yang ditampung di cubang miliknya sudah habis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ia terpaksa membeli air tangki.
Nyoman Bawa mengaku, sudah rutin membeli air tangki saat musim kemarau tiba. Keperluan air tersebut ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai memasak, minum hingga mandi. Untuk satu tangki air, bisa digunakan untuk kebutuhan kurang lebih satu bulan. “Kadang tidak sampai sebulan, sudah habis,” ujarnya, Senin (5/8).
Untuk pembelian air yang satu tangki (isi 1.100 liter), ia bersama warga dari 10 KK ini harus mengeluarkan uang senilai Rp200 ribu. Harga tersebut kata dia cukup mahal, karena sebelumnya ia membeli Rp150 ribu.
Meskipun tergolong cukup mahal, namun pihaknya dan warga lainnya tidak mempermasalahkannya. Bahkan, pihaknya bersyukur karena masih ada penjual air tangki yang membawakannya ke lokasi.
Sebab, penjual sebelumnya tidak mau melayani warga dengan alasanya medan yang rusak dan terjal. Sehingga, selama belum dapat membeli air tangki, terpaksa mengambil air sumur dari air laut yang jaraknya 2,5 km.
Atas kondisi ini, ia dan warga lainnya berharap agar Nusa Penida memiliki mobil tangki destribusi air sehingga, saat warga membutuhkan membeli air bisa dilayani. Selain itu, sumber mata air Peguyangan juga diharapkan bisa masuk ke wilayahnya. Sehingga, krisis air bersih tidak terus menerus dialami warga setiap tahunnya.
Terkait hal ini, Pj. Perbekel Desa Suana, I Nyoman Suarta, mengaku masih mencarikan solusi. Ia pun mengakui beberapa desa di Nusa Penida sudah mengalami kekurangan air bersih memasuki musim kemarau ini.
Termasuk beberapa tempat di Desa Suana. Ditanya terkait ketersediaan mobil tangki pendistribusian air bersih di Nusa Penida, ia mengatakan hanya PDAM yang memilikinya. Sedangkan, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung belum memiliki armada mobil tangki di Nusa Penida.
“Biasanya di DLHP (Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan,red) ada bantu yang emergensi seperti saat terjadi kebakaran,” tandas Sekretaris Camat Nusa Penida ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kalaksa BPBD Kabupaten Klungkung, I Putu Widiada, mengakui bahwa BPBD Klungkung memang belum memiliki mobil tangki untuk pendistribusian air bersih. Baik di klungkung Daratan maupun di Nusa Penida.
Selama ini, BPBD Klungkung dibantu oleh mobil tangki dari PDAM untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat Klungkung daratan. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Bali agar bisa dibantu untuk droping air kepada masyarakat Nusa Penida. “Tiang (saya,red) akan coba komunikasikan sama BPBD Provinsi. Semoga bisa bersinergi untuk droping air ke Nusa Penida,” ujarnya.
Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan bahwa pihaknya siap membantu armada untuk droping air ke Nusa Penida. Armada apa yang cocok untuk distribusi air di Nusa Penida masih dikoordinasikan dengan BPBd Klungkung.
Sementara itu, data dari BMKG Wilayah III Denpasar memprakirakan puncak musim kemarau di Pulau Bali berada di Bulan Agustus dan September 2024. Untuk prakiraan awal musim hujan di Pulau Bali secara historis dan klimatologis akan masuk disekitar bulan November dan Desember, termasuk Pulau Nusa Penida. (Ketut Winata/balipost)