GM Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan (kiri) dan Head of Indonesia Affairs and Policy Indonesia Air Asia Eddy Krismeidi memberikan keterangan terkait penambahan rute baru Denpasar-Kinabalu. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – GM Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan mengatakan kunjungan wisatawan Malaysia ke Bali masuk 10 besar. Bahkan rute penerbangan terpadat dari Bali selain Singapura adalah Malaysia.

Dari Singapura dalam sehari bisa 18 kali penerbangan. Sedangkan Kuala Lumpur, Malaysia bisa 13-14 kali sehari.

Ia mengatakan, kenaikan traffik penerbangan pada Januari-Juli 2024 mencapai 7 persen dibandingkan 2023. Pada 2024 ini jumlah penerbangan internasional mencapai lebih dari 7,4 juta penumpang dan penumpang domestik 5,6 juta. Perbandingannya 42 persen domestik dan 58 persen internasional.

Baca juga:  Jasad Ditemukan di Perairan Kedonganan Teridentifikasi, Ternyata PNS

“Itu naturenya Bali, internasional lebih tinggi dari domestiknya,” ungkapnya.

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Malaysia, terdapat rute baru Denpasar-Kinabalu. Ke depan, dikemukakannya, ada rencana pembukaan rute Denpasar – Phuket, dan lainnya. “Ini bukti Bali masih menarik untuk wisatawan,” ujarnya, Jumat (9/8).

Sementara itu, Head of Indonesia Affairs and Policy Indonesia Air Asia Eddy Krismeidi mengatakan, potensi penerbangan dari Bali yang cukup besar ke Malaysia membuatnya membuka kembali rute Denpasar-Kinabalu. Menurutnya dari gambaran penerbangan perdana yang dilakukan pada Jumat (9/8), seat load factor (SLF) mencapai 80 persen atau 155 penumpang..

Baca juga:  Pembongkar ATM dengan Linggis Diadili

“Kami melihat Kinabalu – Denpasar sedang up. Kita bisa meningkatkan konektivitas dua rute ini untuk bisa menambah peluang wisatawan untuk datang ke Bali atau sebaliknya,” ujarnya.

Ia mengutarakan rute ini pernah dibuka sebelum pandemi dan kini dengan melihat pasar yang bereaksi positif. Secara ekonomi juga dinilai vsible untuk bisa dibuka penerbangan langsung.

“Penerbangan seminggu 3 kali di tahap awal sambil tes pasar, lihat reaksi pasar karena destinasi baru. Kalau bagus kita tambah frekuensi,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Menyoal Heli Jatuh di Pecatu, Pecinta Layang-layang Salahkan Pengusaha
BAGIKAN