Project Director RHAVC Indonesia, Ferdian Lo (tengah) memberikan keterangan terkait potensi pasar produk pendingin dan tata udara, Jumat (23/8) di Petitenget, Badung. (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali dengan industri pariwisatanya yang maju membuatnya sebagai pasar terbeaar pengguna produk pendingin dan tata udara. Hal ini disampaikan Project Director RHAVC Indonesia, Ferdian Lo, Jumat (23/8) di Petitenget, Badung.

Ia mengatakan industri pariwisata Bali merupakan pasar potensial bagi produk refigerasi. Sebab, produk-produk pendingin, seperti refigerator dan AC, merupakan kebutuhan yang penting di dunia perhotelan dan restoran. Termasuk juga untuk sektor properti.

Disampaikan, pihaknya menggelar pameran business to business (B2B) untuk mengakomodir kebutuhan ini sejak 2017. Pameran terbesar yang berfokus pada teknologi refrigerasi, pendingin udara (AC), tata udara, dan efisiensi energi pada tahun ini digelar pada 25-27 September 2024 di JEXPO Kemayoran, Jakarta.

Baca juga:  Atasi Kemacetan, Dirancang Akses Keluar DTW Uluwatu

Tak hanya pameran, akan ada sejumlah agenda pengenalan teknologi terkini refrigerasi. Sejumlah kegiatan penting dengan Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan dan Kehutanan juga digelar mengingat saat ini penggunaan produk ramah lingkungan dan efisiensi energi sedang menjadi tren global.

Disampaikan Direktur PT Pelita Promo Internusa, Sofianto Widjaja, selama tiga hari pameran, lebih dari 250 merek global akan berpartisipasi. Seperti, Hisense, Midea, Bitzer, Japan Air Filter, dan Brenntag.

Baca juga:  Peserta Wonderful Sail 2 Indonesia 2017 Enjoy di Pantai Riung

“RHAVC Indonesia merupakan pameran business to business yang bisa memberikan dampak positif dan langsung bagi industri pendingin untuk berkembang,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua 2 DPP Asosiasi Teknisi Refrigerasi dan Air Conditioner (Asisi) Nusantara, Muhammad Mufid menyatakan keberadaan pameran terkait teknologi dan training singkat, termasuk uji kompetensi yang digelar dalam kegiatan RHAVC Indonesia membantu para teknisi untuk berkembang.

Terutama dalam hal kompetensi, sebab salah satu persyaratan menerima proyek dari pemerintahan dan industri pariwisata adalah sertifikasi kompetensi. “Kompetensi ini merupakan hal penting karena memberikan jaminan keamanan bagi pengguna. Kompetensi juga menjadi syarat untuk mengambil proyek dari pemerintahan,” ungkapnya didampingi Frans Sambonu, Ketua ASISI Bali. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Ditinggal Pulang Kampung, Warung di Buduk Terbakar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *