Suasana sosialisasi pencegahan dini kanker payudara menggunakan pendekatan prembon. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Kabupaten Gianyar memiliki kasus kanker payudara yang cukup tinggi. Hal ini tampak dari jumlah penderita yang mengalami peningkatan dari 2021 mencapai 42 kasus dan 2022 menjadi 200 kasus sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Menurut dosen FK Unud sekaligus perawat yakni Dr. Ns. Ika Widi Astuti, S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.Mat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini diperlukan metode SADARI. Ini, merupakan metode deteksi dini yang dapat menemukan tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal dan dinilai akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin.

Baca juga:  Australia Periksa Tas Warganya Kembali dari Bali, Ini Kata Wagub

Dipaparkannya, data dari P2PTM Dinkes Bali 2022, persentase pemeriksaan deteksi dini kanker payudara pada perempuan usia 30-50 tahun di Provinsi Bali masih rendah, terutama di Kabupaten Gianyar, Badung, Klungkung, Karangasem, dan Denpasar.

Dalam kegiatan Program Udayana Mengabdi (PUM) bersama dengan KKN-PPM Kelurahan Ubud Periode XXIX Universitas Udayana, Minggu (11/8), Ika menjelaskan pihaknya berupaya melakukan peningkatan kesadaran masyarakat dengan menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis budaya prembon. Ia menjelaskan budaya ini digunakan untuk mempercepat penyebaran informasi yang tepat dan mampu meningkatkan pemahaman wanita usia subur di daerah Ubud dalam deteksi dini kanker payudara dan memberikan solusi bahwa budaya dapat menjadi media edukasi kesehatan.

Baca juga:  RSUP Sanglah Harap Skrinning Kanker Payudara Ditanggung BPJS Kesehatan

Sebanyak 300 anggota PKK dan pemudi se-Kecamatan Ubud ikut dalam kegiatan yang berlangsung selama 1,5 jam ini. Kegiatan ini mengundang Gek Kiki yang merupakan Liku Arja sebagai pembawa acara.

Pada kesempatan itu, ia menjelaskan kanker payudara ini bisa disebabkan sejumlah faktor, seperti usia, riwayat penyakit, riwayat keluarga, gaya hidup seperti makanan cepat saji, dan alkohol. Dijelaskan juga bahwa kanker payudara ini terbagi atas 4 stadium yakni stadium 1 hingga 4.

Baca juga:  Jepang akan Perpanjang Keadaan Darurat di Tokyo dan 3 Prefektur

“Pemberian edukasi mengenai deteksi dini kanker payudara penting dilakukan agar setiap perempuan dapat mengetahui kondisi dirinya. Pemanfaatan kajian budaya seni prembon dengan lakon liku dalam prembon untuk memperkuat minat dan kesan perempuan akan pentingnya payudara dalam penyampaian informasi terkait deteksi dini kanker payudara dan periksa payudara sendiri (SADARI) diharapkan dapat membantu mempermudah penyerapan informasi dan semangat masyarakat yang tinggi dalam implementasinya,” paparnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *