DENPASAR, BALIPOST.com – Pecinta seni drama gong di Bali kembali kehilangan salah satu pemeran dalam drama gong lawas. Seniman Jero Mangku Pande Wayan Kajeng yang berperan sebagai Bhagawan dan sesekali sebagai Raja Muda dan Raja Tua ini berpulang pada Minggu (25/8) pukul 15.19 WITA.
Suami dari almarhum Ni Ketut Yudhani (peran permaisuri dalam drama gong lawas) ini meninggal karena sakit hipertensi atau darah tinggi di RS Grha Bhakti Medika, Klungkung. Almarhum meninggal diusia 80 tahun dengan meninggalkan 2 orang anak dan 3 orang cucu.
Saat ini, jenazah almarhu. dititipkan di ruang jenazah RS Grha Bhakti Medika dan akan dipulangkan pada Sabtu (31/8). Jenazah akan dimandikan dan selanjutnya dipelebon pada Minggu (1/9).
Anak pertama almarhun, Gede Yuliawardana, mengatakan bahwa sang ayah meninggal akibat hipertensi. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, almarhum dilarikan ke RS BMC Bangli pada Jumat (23/8). Namun karena alatnya belum lengkap, akhirnya dirujuk ke RS Grha Bhakti Medika Klungkung.
Ketua Paguyuban Pecinta Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, SH.,M.Kn., merasa sangat kehilangan atas meninggalnya seniman Raja Tua, Jero Mangku Pande Wayan Kajeng. Apalagi, pada bulan Oktober 2023 lalu, istri almarhum terlebih dulu meninggal dunia, yaitu Ni Ketut Yudhani yang juga pemain drama gong lawas berperan sebagai permaisuri.
Kedua seniman ini telah mengabdikan diri dalam pelestarian seni budaya Bali, khususnya seni drama gong lawas selama kurang lebih 40 tahun. “Kami dari paguyuban pecinta seni drama gong lawas merasa kehilangan sosok yang santun dan bersahaja ini,” ujar Agung Aryana, Selasa (27/8).
Dikatakan, alm. Jero Mangku Kajeng adalah sosok yang gigih bersama istrinya dalam mengajegkan seni drama gong lawas. Almarhum juga dikenal sebagai seniman yang sangat disiplin dan sering memberikan petuah-petuah kepada juniornya.
Oleh karena itu, sebagai bentuk apresiasi atas pengabdiannya mengajegkan drama gong, Paguyuban Seni Drama Gong Lawas akan menyerahkan piagam penghargaan pada saat melayat ke rumah duka pada Sabtu (31/8). Diharapkan, ke depannya muncul lagi seniman seperti alm. yang penuh dedikasi dan pengabdian terhadap drama gong di Bali. Apalagi, bakatnya kini telah diteruskan oleh anaknya di drama ging Sancaya Dwipa Era Baru yang berperan sebagai Putra Manis.
“Kami dari paguyuban drama gong lawas akan melayat ke rumah duka hari Sabtu sore, memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada beliau, dan juga akan memberikan piagam penghargaan atas jasa-jasanya yang ikut ngajegan drama gong,” ungkap pria yang berprofesi sebagai notaris ini. (Ketut Winata/balipost)