DENPASAR, BALIPOST.com – Bali telah memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle –EV). Diharapkan dengan adanya aturan yang mendukung, Bali bisa menjadi pelopor dalam penggunaan EV sehingga tingkat polusi udara bisa makin ditekan. Demikian disampaikan pelaku sektor otomotif, Suwandy, Senin (2/9).
Menurut Suwandy yang merupakan Country General Manager BYD Harmony Auto Indonesia ini, Bali termasuk wilayah yang tingkat polusi udaranya lumayan rendah bila dibandingkan dengan kota-kota besar lain, seperti Jakarta dan Surabaya. Namun seiring meningkatnya kunjungan wisata, kemacetan tak terhindarkan dan berimbas pada meningkatnya emisi yang dilepas ke udara.
“Bali saat ini sudah sangat padat kendaraannya. Dengan makin banyaknya mobil listrik yang lebih ramah lingkungan, tentunya emisi akan berkurang dan polusi udara juga bisa ditekan,” ujarnya.
Diakuinya, penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Bali cukup tinggi seiring adanya peraturan daerah yang mengatur hal ini. Sektor pemerintahan, rental kendaraan, dan transportasi pariwisata juga sudah mulai beralih ke EV. “Kami berharap Bali akan menjadi pelopor dari kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya di sela-sela peresmian Dealer BYD di Denpasar.
Terlebih, tambah Suwandy, Bali kerap dijadikan lokasi event internasional yang membahas isu-isu energi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sehingga akan sangat tepat bagi Bali untuk makin menggencarkan penggunaan EV.
Potensi ini juga yang diakuinya menjadi salah satu alasan dibukanya dealer BYD di Bali. Produsen mobil dari Tiongkok yang khusus memasarkan mobil ramah lingkungan ini, kata Suwandy, melihat potensi yang cukup besar di Bali. “Target pasar banyak, termasuk ritel konsumen yang ingin beralih dari kendaraan bensin ke listrik, bisnis rental, dan pemerintahan,” ungkapnya.
Terkait bisnis rental dan transportasi wisata, ia menilai pemanfaatan kendaraan listrik akan lebih efisien. Sebab, jika menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak akan lebih banyak anggaran yang diperlukan seiring makin macetnya jalan-jalan di Bali.
Sementara itu, GM BYD Asia Pacific South Division, Liu Xueliang, mengatakan BYD adalah perusahaan teknologi tinggi yang mengabdikan diri pada inovasi teknologi untuk kehidupan yang lebih baik. Perusahaan ini telah mendirikan lebih dari 30 kawasan industri di seluruh dunia dan telah memainkan peran penting dalam industri yang terkait dengan elektronik, mobil, energi baru, dan transit kereta api.
“Kami percaya bahwa kendaraan listrik adalah masa depan transportasi dan kami bangga menjadi bagiannya perjalanan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Pulau Dewata,” ujarnya.
Pihaknya mendedikasikan diri untuk membangun ekosistem tanpa emisi dengan memproduksi berbagai teknologi terdepan yang ramah lingkungan. Untuk dealer di Bali, ada 4 varian BYD yang dipasarkan, yakni Seal, M6, Dolphin, dan ATTO3. Kisaran harganya antara Rp300 hingga Rp700 jutaan. (Diah Dewi/balipost)