Proses evakuasi pemedek meninggal saat melakukan persembahyangan di Pura Lempuyang Luhur Desa Tribuana, Kabupaten Karangasem, pada Minggu (1/9). (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pascameninggalnya seorang pemedek di Pura Lempuyang Luhur Desa Tribuana, Kabupaten Karangasem, pada Minggu (1/9), pihak Desa Adat Purwayu dalam waktu dekat melaksanakan upacara Merebu dan Rsigana. Hal itu diungkapkan, Bendesa Adat Purwayu, Nyoman Jati, Senin (2/9).

Jati mengatakan Desa Adat Purwayu melaksanakan upacara merebu dan rsigana pascakembali ada peristiwa meninggalnya pemedek di Pura Lempuyang Luhur saat bersembahyang. “Kami segera akan melaksanakan upacara tersebut. Sebelum menggelar upacara itu, kami lebih dulu masih nunas baos (petunjuk, red) kepada sulinggih terkait pelaksanaan upacara nanti,” ucapnya.

Baca juga:  Dispar Karangasem Verifikasi DTW

Menurut, Salin, upacara ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan cuntaka (kekotoran) secara niskala pascakejadian tersebut. Upacara merebu bertujuan untuk menetralisir fenomena alam yang dirasakan membawa dampak negatif terhadap kehidupan umat manusia. Sedangkan Rsigana untuk membuat keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta pascakejadian ini. “Terlebih dalam waktu dekat akan ada Pujawali, sehingga sebelum Pujawali berlangsung upacara ini sudah harus dilakukan,” katanya.

Baca juga:  Gempa Vulkanik Masih Tinggi, Mulai Ada Banyak Celah Magma Naik ke Permukaan

Diberitakan sebelumnya, seorang pemedek atas nama Ketut Sudiasa (60) meninggal dunia saat melakukan persembahyangan di Pura Lempuyang Luhur. Almarhum yang mengikuti rombongan meajar-ajar itu, meninggal saat bersandar di bale pesandekan.

Diduga korban mengalami kelelahan dan sempat memperoleh pertolongan pertama. Korban diketahui tidak memiliki riwayat sakit. Jenazah korban dievakuasi dari Pura Lempuyang Luhur dengan menggunakan tandu oleh Pecalang Desa Adat Purwayu bersama sama dengan keluarga dan personel Polsek Abang. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Meluas, Kebakaran di Lereng Gunung Agung Capai 145 Hektare
BAGIKAN