Suasana pembukaan UAA 2024 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada Kamis (5/9). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bedah telerobotik dari RSUP Prof. Ngoerah ke RS Unud dilakukan pada Kamis (5/9). Bedah jarak jauh dengan pasien berada di RS Ngoerah dan kendali konsol di RS Unud ini merupakan kedua kalinya dilakukan setelah sebelumnya sukses menggelar bedah telerobotik dengan RSCM pada 30 Agustus lalu.

Pelaksanaan bedah telerobotik ini disaksikan peserta Kongres Urological Association of Asia (UAA) yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung.

Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia (Perkumpulan Robotik Medik Indonesia), Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICRS, PhD, mengatakan Indonesia sudah mampu menjalankan operasi robotik untuk kasus yang kompleks seperti prostatektomi radikal. Selain itu, bedah robotik juga dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal.

“Di bidang urologi saja, sejauh ini sudah ada 26 operasi yang dijalankan secara robotik (2 di antaranya adalah telerobotik). Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf,” ungkapnya.

Keberhasilan dalam menjalankan bedah telerobotik ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik. “Hanya saja, untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh, perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil, di mana syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS (milisecond), kecepatan internet diatas 50mbps dan jitter < 10 mS,” jelas dr. Prof. Rizal.

Baca juga:  RS Universitas Udayana Ikuti Akreditasi SNARS I

Ia mengakui operasi yang digelar kali ini dapat dikatakan cukup sulit, yaitu pada pasien pria usia 58 tahun dengan kasus kanker prostat. Namun, keberhasilannya menjadi bukti bahwa operasi telerobotik menjadi inovasi yang membawa harapan baru pada pemerataan kualitas rumah sakit, khususnya bagi Indonesia. Saat ini, para ahli tengah mengembangkan teknologi tersebut agar segera bisa diaplikasikan secara luas di Indonesia.

“Operasi telerobotik ini tentu akan membawa keuntungan bagi dokter maupun pasien. Beberapa keuntungannya diantaranya adalah mampu menjangkau wilayah-wilayah terpelosok sehingga ke depannya akan ada pemerataan kualitas pelayanan RS,” tegasnya.

Operasi dengan robotik maupun telerobotic ini juga memiliki keunggulan utama yaitu meningkatkan akurasi bedah dan meminimalisir rasa sakit, sehingga outcome yang diharapkan pun lebih baik. Teknologi telerobotik kemudian juga mampu membantu mengurangi infeksi atau penularan virus yang bisa terjadi jika pasien berpindah-pindah ke rumah sakit lain.

Baca juga:  Unud Tanggapi Surat Serikat Pekerja RS Unud

Sementara itu, Direktur Utama RS I. G. N. G. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes, mengatakan setelah sukses melakukan operasi telerobotik sejauh 1.200 km pada pasien RSCM melalui kendali konsol di RS Ngoerah, Urologi Indonesia kemudian juga telah melakukan uji coba Radical Prostatectomy Robotic pada 2 September 2024. Operasi yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam dilakukan secara robotik yang memiliki keunggulan lebih presisi dengan luka sayatan kecil sehingga mengurangi banyak kehilangan darah, serta prosedur operasi dan pemulihan yang lebih cepat.

“Kami sangat bangga telah terlibat dalam melakukan setidaknya dua kali operasi telerobotik yang dijalankan secara mandiri, yaitu antara RS Ngoerah dengan RSCM Jakarta pada 30 agustus lalu, dan yang saat ini yaitu antara RS Unud dengan RS Ngoerah,” sebut Sudana dalam keterangan tertulisnya.

Direktur RSPTN Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Dewa Putu Gede Purwa Samatra, SpN(K), berharap teknologi ini bisa segera diaplikasikan secara luas di seluruh Indonesia agar pemerataan kesehatan terlaksana, serta mampu meningkatkan kualitas hidup pasien.

Operasi telerobotik sendiri merupakan sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, yang akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time. Teknologi operasi telerobotik ini ke depannya akan bisa digunakan untuk lebih banyak jenis pembedahan, tidak hanya kasus urologi, tetapi juga bedah digestif, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), obgyn, dan lain-lain.

Baca juga:  Karena Ini, Ismaya Mengaku Nyawanya Terancam

Secara teknis, pada operasi telerobotik terdapat dua komponen utama, yaitu robotic arm (lengan robot) dan surgeon’s console, yaitu alat pusat kendali yang akan dioperasikan secara langsung oleh dokter bedah. Di pusat kendali tersebut terdapat layar untuk melihat bidang bedahnya secara 3D.

Dua komponen ini dihubungkan oleh kabel fiber optik. Dengan penggunaan jaringan yang baik dan cepat, perintah dari console dapat dikerjakan oleh lengan robot di waktu yang hampir bersamaan meskipun jaraknya sangat jauh.

Sebanyak 3.000 ahli urologi dari 60 negara menghadiri UAA 2024 yang berlangsung hingga Minggu (8/9). Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres yang tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration.” Salah satu yang menjadi bahasan utama adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir yaitu operasi telerobotic (telerobotic surgery). (kmb/balipost)

BAGIKAN