SINGARAJA, BALIPOST.com – Luapan air Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada meluas. Sebelumnya 11 rumah warga dan ruang kelas SDN 4 Pancasari terendam air danau, sekarang areal Pura Beji di Dusun Dasong ikut terendam.
Akibatnya, beberapa pelinggih dan bangunan pendukung di pura tersebut terancam rusak. Saat Purnama Sabtu (31/3) lalu di mana warga menggelar piodalan di Pura Dalem yang diikuti persembahyangan ke Pura Beji. Karena tergenang air danau dengan ketinggian satu meter, persembahyangan di pura itu terpaksa tidak digelar.
Kelian Dusun (Kadus) Dasong, Desa Pancasari Made Suartana Senin (2/4) mengatakan, sejak air danau meluap areal Pura Beji yang pengemponnya warga Desa Pancasari, belum terdampak.
Saat itu, warga pun sudah berusaha untuk membuat tanggul sementara untuk mencegah jangan sampai air danau masuk ke areal pura. Namun, volume air semakin meningkat, sehingga areal pura ikut terdampak.
“Tidak bisa berbuat banyak itu saja sudah sempat buat tanggul namun karena luapan airnya semakin parah, pura terendam dan pada Purnama lalu warga kami terpaksa tidak melakukan persembahyangan ke pura itu. Kami terpaksa hanya menghaturkan maaf karena pura terendam tidak bisa mempersembahkan sesajan ke sana,” katanya.
Di sisi lain Suartana mengatakan, menghindari air danau meluap pada musim penghujan, warga merencanakan merenovasi pura dengan menambah ketinggian pondasi bangunan pura. Hanya saja, karena upaya itu memerlukan dana besar dan warga kesulitan biaya, sehingga keinginan itu gagal diwujudkan. Atas kondisi ini, pihaknya berharap pemerintah daerah terutama instanasi teknis terkait membantu warganya mengatasi dampak meluapnya air danau yang sudah menjadi siklus rutin setiap tahun.
“Waktu itu sempat ada rencana untuk merenovasi pura, namun bianaya tak cukup. Kami dan warga berharap pemerintah memberikan solusi terbaik untuk mengangani persoalan ini,” tegasnya.
Sementara itu, hingga kemarin dua warga tetap mengungsi ke rumah keluarganya karena luapan air dana lebih dari satu meter. Kedua warga ini mengungsi karena tidak lagi memiliki tempat yang lebih aman dari dampak luapan air danau. Sedangkan sembilan kepala keluarga (KK) lainnya bertahan di rumah mereka masing-masing.
Sementara itu, areal pertanian yang juga terdampak luapan air danau saat ini mencapai 35 hektar. Tanaman sayur dan strobery yang menjadi andalan penghasilan warga dipastikan gagal panen. Pasalnya, genangan air itu membuat tanaman atau buah busuk, hingga tidak mampu berproduksi seperti sebelumnya.
“Yang mengungsi baru dua warga dan kebanyakan warga kami yang terdampak luapan air danau masih bertahan. Mereka membuat tempat dari batako atau batu kali untuk menaruh barang perlengkapan rumah tangga agar tidak basah,” jelasnya. (mudiarta/balipost)