DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu kendala yang dihadapi transportasi massal Trans Metro Dewata yang dimiliki Pemerintah Provinsi Bali, yaitu belum adanya angkutan pengumpan. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Samsi Gunarta.

Samsi mengakui salah satu kelemahan Bus TMD belum bisa maksimal pemanfaatannya oleh masyarakat Bali karena kurangnya angkutan pengumpan. Padahal, keberadaan angkutan pengumpan ini penting untuk menciptakan transportasi publik terintegrasi.

Baca juga:  Dari Aktivitas Masyarakat Dibatasi saat KTT G20 hingga Sampah Kiriman di Pantai Kuta

Sehingga, penumpang merasa nyaman ketika sampai di halte dijemput oleh feeder menuju lokasi tujuan. Untuk itu, Dishub Bali akan segera mengadakan angkutan pengumpan ini.

Samsi pada  Rabu (11/9), mengungkapkan pengadaan angkutan pengumpan ini akan dilakukan secara bertahap dan sudah diajukan.

Bahkan, persiapannya setiap tahun dilakukan. Namun, rencana ini akan diintensifkan pada 2025.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Satria Trans Jaya sebagai operator bus TMD, Ketut Edi Dharma Putra mengatakan keberadaan angkutan pengumpan penting untuk menciptakan transportasi publik terintegrasi. Sehingga, penumpang merasa nyaman ketika sampai di halte dijemput oleh kendaraan pengumpan menuju lokasi tujuan.

Baca juga:  Bali Tak Aman Lagi di Malam Hari, Patroli dan Pengawasan Keluarga Sangat Penting

Angkutan pengumpan ini bisa berbentuk angkutan minibus yang biasa disebut bemo. Tugasnya untuk menjemput penumpang di halte, untuk kemudian diantar ke tempat tujuan.

Selain mendorong pengadaan angkutan pengumpan, Edi juga menyoroti banyaknya tempat pemberhentian bus yang perlu dibenahi. Pasalnya, hanya halte Jalan PB Sudirman Denpasar yang dikatakan layak.

Sementara halte sisanya, masih berupa bus stop atau sekedar pemberhentian bus biasa. (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Rute Internasional ke Bandara Ngurah Rai Bertambah

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN