Perak- Pejudo Bali asal Karangasem, I Gede Agastya Darma Wardana mendulang medali perak di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, pada Kamis (12/9). (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Atlet judo Karangasem kembali menyumbangkan medali untuk kontingen Bali. Kali ini giliran atlet judo putra I Gede Agastya Darma Wardana mendulang medali perak di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut, pada Kamis (12/9).

Pejudo peraih medali perunggu untuk Indonesia di ajang Sea Games Kamboja tahun lalu itu, gagal merebut emas setelah mengalami cedera lutut di partai pamungkas.

Pelatih judo Karangasem yang sekaligus pelatih Bali, Ni Wayan Adi Antari, saat dikonfirmasi, menuturkan anak asuhannya, I Gede Agastya Darma Wardana mengalami cedera lutut saat perebutan medali emas. “Agas mengalami cedera lutut sebelah kanan, sekarang sudah dilarikan ke RS untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari tim medis,” ucapnya.

Baca juga:  Garam Amed dan Kusamba Tersertifikasi Indikasi Geografis, Diekspor Hingga Ke Luar Negeri

Adi Antari mengatakan cedera lutut yang dialami oleh Agastya ketika masuk teknik kakinya terlilit dan salah posisi pas jatuh. Kata dia, kalau tak mengalami cidera, tak menutup kemungkinan Agastya mampu merebut medali emas dari lawannya, pejudo Rafi Fadilah asal Jawa Barat (Jabar).

Kata dia, Agastya turun di kelas 100 kg. “Perjuangan Agastya sangat luar biasa. Walaupun dengan posisi lutut cedera, akan tetapi dia masih terus berjuang,” katanya sembari menyebut, ada sedikit faktor dirugikan juga oleh pengadil,” katanya.

Baca juga:  FPTI Bali Gelar “Road to PON”

Hal senada juga diungkapkan, Ketua KONI Karangasem, I Gede Suadi. Pejudo Karangasem Agastya gagal meraih medali emas, setalah mengalami cedera lutut saat partai final. “Agastya mengalami cedera lutut kanan, sehingga gagal meraih emas dan hanya mampu mendulang medali perak. Kendati demikian, kami tetap apresiasi perjuangannya mampu meraih medali di PON tahun ini,” kata Suadi.

Sebelumnya, pejudo Karangasem, Ni Komang Sri Witari menyumbang medali perak setalah kalah saat berhadapan dengan pejudo Dinny Apriani asal (Banten) ketika turun di kelas 57 kg. Hasil yang ditorehkan oleh anak asuhannya itu, hasil yang sangat membanggakan.

Baca juga:  Disdikpora Denpasar Buka Posko PPDB di Rumah Pintar

Pasalnya, ajang ini merupakan PON pertama yang diikuti oleh Sri Witari. Ia menjalani training center (TC) selama dua bulan di Denpasar.

“Medali perak yang diraih ini, sudah bagus jika dibandingkan dengan lawan-lawannya yang sudah TC dari bulan Januari bahkan TC mereka di Jepang dan Korea. Terlebih lagi lawannya ini, merupakan atlet Pelatnas Indonesia. Jadi, hasil sudah sangat istimewa dan membanggakan bagi kami,” kata Antari. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN