DENPASAR, BALIPOST.com – Bali tumbuh menjadi destinasi MICE dan akan terus tumbuh. Sementara dari sisi pertumbuhan konsumsi energi di Bali yaitu 17,5 persen.
GM PLN UID Bali Gede Agung Sindu Putra, Rabu (11/9) mengatakan, pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari target 6 persen. “Kalau naik terus dari tahun ke tahun, maka ke depan banyak yang harus dilakukan diantaranya perlunya pembangkit tanbahan dari Jawa,” ujarnya.
Saat ini Bali mempunyai daya terpasang 1.400an MW dan daya terpakai 1.100 MW per 12 Januari 2024. “Ternyata pertumbuhan 17 persen, sama dengan tumbuh 80 -100 MW per tahun. Kalau sampai akhir tahun tumbuhnya konstan, dengan tumbuh 80-100 MW lagi, maka daya terpakai 1.200 MW, maka tinggal 200 MW. Begitu juga tahun tahun m ke depannya. Ini menjadi concern pemerintah dan PLN,” ujarnya.
Untuk itu ada beberapa rencana untuk menambah kapasitas daya listrik. Yaitu, rencana untuk penarikan 500 KV dari Jawa ke Bali. Ia memperkirakan 2027-2030 ada tambahan 700 MW, disamping memperbesar kapasitas di Pesanggaran.
“Saat ini masih penjajakan, namun yang paling cepat kita bisa eksekusi adalah tambahan gas , karena cuma 50 BBTUd, nanti tambah menjadi 100 BBTUD (Billion British Thermal Unit Per Day),” ujarnya.
Ia berharap rencana ini dapat memenuhi kebutuhan pariwisata di Bali. Tanpa listrik yang mencukupi, tidak mungkin mencapai perumbuhan perekononian. “Perekonomian tumbuh 5persen Jawa Bali misalnya, maka listrik pasti juga akan tumbuh segitu , kurang lebih elastisitasnya 0,8-1 persen,” imbuhnya. (Citta Maya/Balipost)