Babi- Kebutuhan babi menjelang hari Raya Galungan dalam waktu dekat ini dipastikan meningkat. Kendati demikian, hingga saat ini stok babi d Karangasem untuk upacara tersebut masih cukup aman. (BP/Ant)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Kebutuhan babi menjelang hari Raya Galungan dalam waktu dekat ini dipastikan akan terus mengalami peningkatan. Mengingat, kebutuhan babi sangat tinggi untuk kebutuhan upacara tersebut. Kendati demikian, hingga saat ini stok babi di Karangasem untuk upacara tersebut masih cukup aman.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah mengungkapkan, memastikan bahwa ketersediaan ternak Babi di Karangasem menjelang hari raya Galungan masih aman untuk memenuhi kebutuhan pada saat hari raya nanti. “Perkiraan populasi babi yang ada mencapai 50 ribu ekor,” ucapnya.

Baca juga:  13 Provinsi Sudah Lampaui Kasus Harian Saat Puncak Delta

Siki Ngurah mengatakan, kalau menjelang hari Raya Galungan pada 25 September 2024 mendatang, harga jual ternak babi di Karangasem kini tembus Rp 50 ribu perkilogramnya ditingkat peternak lokal. Kata dia, tidak menutup kemungkinan mendekati hari raya Galungan juga berpotensi terus mengalami lonjakan menyusul terbatasnya jumlah ternak babi yang siap panen pasca serangan virus ASF.

“Ketersediaan ternak babi siap panen kemungkinan menjadi faktor melonjaknya harga babi ditingkat petani mengingat beberapa bulan yang lalu tak sedikit ternak babi petani yang mati terserang virus. Kondisi ini dinilai cukup menguntungkan bagi para petani lokal. Karena dengan harga jual yang bagus maka petani dapat menutupi biaya pemeliharaan ternak mereka, semoga bisa sama-sama dipahami oleh konsumen dan produsen,” katanya.

Baca juga:  Baru Pertama Kali, Lari 374 Km di Bali

Dia menjelaskan, pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat maupun tempat pemotongan hewan agar membeli babi peliharaan petani lokal serta sebisa mungkin agar jangan mendatangkan babi dari luar Karangasem untuk menghindari penyebaran virus terlebih menjelang hari raya. “Jika mendatangkan agar tetap menerapkan bio security sehingga daging babi yang dihasilkan berkualitas dan aman untuk dikonsumsi,” himbaunya. (Eka Parananda/Balipost).

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *