MANGUPURA, BALIPOST.com – Setelah sukses melaksanakan tahapan karya Atiwa-tiwa, rangkaian upacara di Desa Adat Kedonganan dilanjutkan dengan puncak Karya Atma Wedana yang jatuh pada Senin 26 Agustus 2024.

Upacara yang digelar setiap tiga tahun sekali ini diikuti dengan antusias oleh krama Kedonganan. Sebelumnya, pada Sabtu 24 Agustus 2024, telah dilaksanakan prosesi metatah massal yang diikuti oleh 61 peserta.

Dalam upacara Atma Wedana, sebanyak 78 puspa dan sanga turut serta dalam prosesi tersebut.

Baca juga:  Jelang Nataru, Kesiapan Kendaraan Penumpang Dicek

Pagi hari, krama sudah berbondong-bondong menuju peyadnyan yang terletak di Wantilan Desa Adat Kedonganan. Mereka dengan semangat mendukung dan berpartisipasi dalam prosesi yang sakral ini.

Upacara Atma Wedana dipuput oleh tiga pandita, yakni Ida Pandita Mpu Dwija Ananda, Ida Pandita Mpu Wajra Ananda, dan Ida Rsi Bhujangga Pusering Bhuana. Para pandita ini didampingi oleh para pemangku dari kahyangan desa, yang turut berperan penting dalam kelancaran jalannya upacara.

Baca juga:  Meninggal Saat Matahari Terbit dari Utara, Ini Artinya dalam Astronomi Hindu

Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Sutarja, yang ditemui di sela-sela upacara, menyatakan harapannya agar karya ini berjalan dengan lancar. Dia juga berharap agar seluruh krama desa dapat bersatu padu dalam menyukseskan karya yang penuh makna ini.

Setelah puncak karya Atma Wedana selesai pada 26 Agustus 2024, rangkaian upacara dilanjutkan dengan prosesi nganyut ke Segara pada 27 Agustus 2024. Prosesi nyegara gunung juga direncanakan akan dilaksanakan pada 29 Agustus 2024, sebagai penutup dari rangkaian upacara besar ini.

Baca juga:  Desa Payangan Maksimalkan Potensi Jambu Kristal Jadi Agrowisata

Dengan selesainya karya Atma Wedana ini, Desa Adat Kedonganan kembali menunjukkan komitmen dan kekompakan dalam menjaga tradisi serta adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. (Parwata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN