Oleh I Nyoman Sucipta
Masalah kemacetan di Kota Denpasar semakin mengkhawatirkan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan jumlah kendaraan. Beberapa penyebab utama kemacetan di Denpasar di antaranya pertumbuhan kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor. Banyak warga yang lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum karena lebih praktis.
Layanan transportasi umum yang ada masih terbatas dan kurang terintegrasi, membuat warga cenderung mengandalkan kendaraan pribadi. Kemudian banyak jalan di Denpasar, terutama di kawasan padat penduduk, masih relatif sempit dan tidak dirancang untuk menampung volume kendaraan yang terus meningkat.
Di banyak wilayah, pilihan jalan alternatif terbatas, sehingga banyak kendaraan bertumpuk di jalan utama, terutama pada jam-jam sibuk.
Pembangunan tanpa perencanaan lalu lintas yang matang juga menjadi penyebab utama. Banyak lokasi di pusat kota yang tidak memiliki fasilitas parkir memadai, sehingga kendaraan sering parkir sembarangan di jalan, mempersempit ruang lalu lintas. Banyak kendaraan dari luar kota Denpasar, seperti dari Badung atau Gianyar, masuk ke pusat kota Denpasar, terutama untuk kegiatan ekonomi dan bisnis, menyebabkan jalan-jalan utama semakin padat.
Kondisi ini diperparah lagi banyaknya pelanggaran seperti menerobos lampu merah, parkir sembarangan, dan berhenti di tengah jalan sering terjadi, yang memperburuk kemacetan. Edukasi tentang disiplin berlalu lintas dan penegakan hukum yang lemah turut menyumbang pada buruknya situasi lalu lintas di kota.
Puncak Musim Wisata
Denpasar, sebagai pusat transportasi dan aktivitas turis di Bali, mengalami lonjakan kendaraan selama musim wisata. Penggunaan kendaraan sewa oleh wisatawan semakin memperburuk kemacetan. Banyak jalan yang mengarah ke destinasi wisata di sekitar Denpasar menjadi padat oleh kendaraan turis dan angkutan pariwisata.
Guna mengurai Kemacetan di Kota Denpasar memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai aspek, mulai dari infrastruktur hingga kebijakan transportasi. Di antaranya memperlebar jalan yang sering mengalami kemacetan, terutama di titik-titik rawan seperti perempatan dan persimpangan. Membangun jalan-jalan baru sebagai alternatif untuk mengurangi kepadatan di jalan utama.
Juga perlu membangun jembatan layang (flyover) atau terowongan (underpass) di persimpangan padat untuk memperlancar arus kendaraan. Menyediakan angkutan umum yang nyaman, aman, dan tepat waktu, seperti bus rapid transit (BRT). Melakukan kampanye publik untuk mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum alih-alih kendaraan pribadi. Selanjutnya mengintegrasikan berbagai moda transportasi seperti bus, taksi, dan kendaraan online agar pengguna lebih mudah beralih antar moda.
Mulai menerapkan manajemen lalu lintas berbasis teknologi. Memanfaatkan teknologi seperti pintar yang dapat menyesuaikan durasi lampu merah/hijau berdasarkan kepadatan lalu lintas. Penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas seperti parkir sembarangan, melanggar marka jalan, dan pelanggaran lainnya. Termasuk mengatur jam kerja dan sekolah agar tidak terjadi penumpukan kendaraan pada jam-jam sibuk.
Pemerintah juga perlu menyediakan jalur sepeda yang aman dan nyaman untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda. Memperbaiki trotoar agar pejalan kaki merasa lebih nyaman dan aman, sehingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk jarak pendek. Menerapkan sistem ganjil-genap atau pembatasan akses kendaraan pribadi di kawasan pusat kota.
Parkir yang lebih terkontrol. Membatasi area parkir di pusat kota dan meningkatkan tarif parkir untuk mendorong penggunaan transportasi umum.
Menggunakan sistem informasi dan teknologi cerdas untuk memantau dan mengatur lalu lintas, seperti aplikasi navigasi yang memberikan informasi tentang kemacetan secara real-time dan menyarankan rute alternatif. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting dalam mengurai kemacetan di Kota Denpasar. Makanya perlu meluncurkan proyek percontohan di daerah tertentu untuk menguji efektivitas solusi transportasi baru. Jika berhasil, proyek ini dapat diperluas ke seluruh wilayah kota. Kampanye tentang pentingnya manajemen lalu lintas yang baik, mulai dari pendidikan di sekolah hingga media massa, dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung inisiatif pemerintah.