GIANYAR, BALIPOST.com – Tempat wisata Hidden Canyon Beji Guwang, Desa Guwang, Sukawati semakin ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan setiap harinya ada ratusan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini.
Tingginya antusiasme wisatawan membuat pengelola objek ini pun melakukan berbagai terobosan. Manager Hidden Canyon Beji Guwang, Ketut Muda menerangkan Hidden Canyon Beji Guwang diperkenalkan pertama kali oleh seorang wisatawan asal Prancis yang gemar berpetualang. Saat mengunjungi kawasan itu, wisatawan yang tidak diketahui namanya ini mengaku sangat terkesan. “Ia sangat terkesan dengan keindahan di dekat Beji Guwang yang sebelumnya dikenal dengan sebutan batu mepet,” jelasnya.
Di sana wisatawan itu pun mengambil sejumlah foto, kemudian di share melalui akun media sosial ke sejumlah temannya di Prancis yang juga gemar berpetualang. “Bule Prancis itu memberi nama kawasan ini Hidden Canyon. Sejak itu banyak wisatawan asing yang menanyakan tempat ini,” ungkap Ketut Muda.
Saking banyaknya wisatawan yang datang dan menanyakan tempat ini, pada Oktober 2015, kelompok pemuda dan masyarakat setempat mengadakan pertemuan membahas pengembangan obyek wisata itu. “Sejak itulah tempat ini dibuka sebagai objek wisata alam,” ungkapnya.
Ketut Muda menjelaskan untuk menikmati indahnya alam dengan tebing sungai, wisatawan harus dipandu seorang guide. Wisatawan kemudian diajak menyusuri indahnya alam dengan berjalan kaki menuju ke utara atau hulu sungai.
Selama perjalan di aliran sungai, wisatawan dapat menikmati indahnya tebing bebatuan. “Nah, di bebatuan ini lah wisatawan suka berfoto,” katanya.
Setelah menulusuri sungai sepanjang 1 Km, kemudian wisatawan disuguhkan indahnya bentangan sawah dengan jarak 1,5 Km, hingga kemudian balik ke tempat parkir. “Waktu yang ditempuh untuk menelusuri Hidden Canyon hingga balik ke tempat parkir sekitar 2,5 jam,” katanya.
Dikatakan, pihak pengelola terus melakukan pembenahan manajemen objek wisata ini. Dulu untuk menikmati indahnya Hidden Canyon, wisatawan domestik maupun mancanegara dikenakan Rp 115 ribu per orang. Dari 115 ribu itu, rincinya Rp 100 ribu untuk pemandu wisatawan dan Rp 15 ribu untuk karcis masuk. “Kala itu 1 orang pemandu menangani tamu maksimal 4 orang,” jelasnya.
Namun kini, pihak manajemen mengubah sistem pemasukan dengan pola paket. Wisatawan mendapat tambahan handuk dingin, air mineral, hingga tersedia loker untuk barang-barang mereka. Termasuk juga shower untuk bersih-bersih kembali dan ruang ganti pakaian.
Ketut Muda menambahkan hingga saat ini pihaknya mengajak 48 orang pemandu (guide) yang dibagi dalam 2 shift, yakni A dan B. Bila tenaga shift A sudah habis semua menangani wisatawan, tim B yang merupakan cadangan bisa ditarik untuk memandu wisatawan.
Para pemandu mulai bekerja sejak pukul 06.00 Wita dengan membersihkan sungai dari sampah-sampah yang mengotori, terutama ketika banjir. Kemudian pukul 08.00 Wita, sudah mulai menghandle wisatawan. Aktivitas kunjungan ke Hidden Canyon ditutup pukul 18.00 Wita. (Manik Astajaya/balipost)