Denny Sumargo (tengah) yang merupakan selebritas nasional bertemu dengan pelaku UMKM Bali dalam kegiatan A Day with CEO. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bidang ekonomi kreatif di Bali cukup banyak yang sudah menasional bahkan mendunia. Hal ini menyebabkan Bali merupakan pasar potensial bagi industri logistik. Demikian disampaikan salah satu praktisi industri logistik, Benno Suryo Ariantoputro.

Ia mengatakan sebagai wilayah yang terkenal dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, baik secara domestik atau bahkan telah go international, Bali merupakan pasar yang potensial bagi industri logistik. Banyak pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif seperti fesyen, kerajinan tangan, atau produk oleh-oleh yang membutuhkan jasa ekspedisi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Benno yang merupakan Head of Brand Lion Parcel ini mengatakan pihaknya berupaya membantu pengembangan UMKM Bali ini lewat beragam inovasi. Salah satu inovasi yang dihadirkan untuk membantu pertumbuhan bisnis online seller, termasuk para online seller lokal Bali, yaitu COD Ongkir. Sistem ini merupakan metode pembayaran yang mempermudah proses bisnis penjual online dari sisi logistik.

Baca juga:  Pemegang Lisensi Merchandise Piala Dunia U-20 Rasakan Dampak Besar

“Secara mekanisme, dengan adanya COD Ongkir, online seller tidak lagi harus mengelola urusan logistik seperti informasi ongkos kirim dan menerima pembayaran ongkos kirim dari pelanggannya,” jelasnya dalam rangkaian “A Day with CEO,” yang menghadirkan Denny Sumargo sebagai Chief Eksentrik Officer (CEO).

Kemudahan ini akan membantu online seller fokus pada bisnisnya tanpa harus ribet dengan urusan logistik. Teknisnya, pelaku usaha akan menerima pembayaran harga barang dari pelanggan, sementara ongkir akan dibayarkan pelanggan kepada jasa logistik. “Layanan ini berangkat dari adanya kebutuhan online seller yang berjualan di luar platform marketplace akan layanan logistik yang memudahkan,” jelas Benno, Selasa (24/9).

Selain itu, terdapat juga layanan pengiriman internasional untuk mendukung penjual online menjangkau pasar yang lebih luas melalui ekspor. Ia percaya potensi penjual online Bali sangat besar untuk bisa masuk ke pasar global. “Untuk mendukung mereka, kami hadirkan layanan pengiriman internasional dengan tarif yang terjangkau,” paparnya.

Baca juga:  Hujan lebat, Rumah Warga Tergerus

Terkait pelaku UMKM ini, ia menyebutkan sejumlah brand lokal yang sudah memiliki nama secara nasional maupun internasional. Tiga di antara adalah Jasmine Elizabeth, Wiracana Hand Fan, dan The Naras Kebaya Bali. Sebagai brand lokal Bali, ketiganya dinilai berkembang pesat dan merambah pasar nasional maupun internasional.

I Gusti Ayu Putri Anggreni yang merupakan Store Supervisor Jasmine Elizabeth mengakui usahanya bisa berkembang pesat karena maraknya pembelian secara online. Ia juga mengakui adanya peran jasa logistik dalam membantu perkembangan usahanya, terutama dengan adanya pembelian secara online dan ekspor.

Ia menyebutkan tanpa adanya jasa logistik yang bisa dipercaya, akan sulit bagi UMKM untuk berkembang. Pihaknya yang sudah cukup lama menggunakan jasa logistik dalam menunjang usahanya menilai layanan yang terjangkau namun dengan kualitas yang terjaga akan sangat membantu proses distribusi produk ke pelanggan.

Baca juga:  Dari Ini Pengakuan Penganiaya Ade Armando hingga Peran 4 Tersangka Kasus KMK

Mengutip data BPS Bali, pada Juli 2024, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat naik 7,24 persen secara month to month (m-to-m), dari 47.309.491 dolar AS pada Juni 2024 menjadi 50.735.894 dolar AS pada Juli 2024. Bila dibandingkan dengan Juli 2023 year on year (y-on-y), nilai ekspor Bali bulan Juli 2024 tercatat naik 6,14 persen.

Dari 5 besar negara tujuan ekspor Bali pada bulan Juli 2024, nilai ekspor ke Tiongkok tercatat mengalami kenaikan sebesar 42,62 persen (m-to-m). Kenaikan ini terutama disebabkan karena naiknya ekspor produk Ikan, krustasea, dan moluska (HS 03). Nilai ekspor kumulatif pada periode Januari-Juli 2024 tercatat sebesar US$ 375.086.354 naik 12,90 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN