MANGUPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Rahina Sugihan Bali, Sukra Kliwon Sungsang, pada Jumat, 20 September 2024, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri pelaksanaan Karya Caru Tawur Agung yang merupakan rangkaian dari Karya Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, dan Mapahayu Nini di Pura Desa dan Puseh, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.

Upacara sakral ini dipuput oleh para sulinggih, termasuk Ida Pedanda Gede Kekeran Pemaron, Ida Pedanda Gede Bajra Sikara Yoga, Jro Gede Sengguhu Temburu Wasa, Ida Nabe Sri Bhagawan Acarya Sagening, Ida Pedanda Made Pemaron, serta didampingi pemangku setempat.

Baca juga:  Hari Ini, Jalur di Catus Pata Tegallalang Ditutup

Bendesa Adat Kapal, Ketut Sudarsana, menyampaikan karya besar ini telah dipersiapkan sejak lama. Mulai dari persiapan upakara yang dimulai pada tanggal 18 Juni dengan rangkaian matur piuning, nunas ica, dan ngeruwak, hingga Pawintenan Panitia dan Pawintenan Gana yang menjadi bagian dari persiapan upacara besar ini.

Pihaknya sangat berterima kasih kepada Bupati Badung yang telah membantu kelancaran proses pembangunan tembok penyengker sehingga Karya Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, dan Mapahayu Nini di Pura Desa dan Puseh Adat Kapal dapat terselenggara dengan baik.

Ia juga berharap ke depannya, Pemkab Badung tetap memberikan dukungan terhadap pembangunan lainnya di Desa Adat Kapal. Pihaknya akan terus mendukung program-program kerja Pemerintah Kabupaten Badung.

Baca juga:  Jelang Akhir Masa Jabatan, Gubernur Koster Lembur hingga Larut

Sebagai bentuk komitmen Pemkab Badung terhadap pelestarian adat dan budaya di Kabupaten Badung, Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana hibah upakara sebesar Rp2 miliar yang dianggarkan pada tahun 2024.

Selain itu, diserahkan pula bantuan untuk pembangunan Pura Desa dan Puseh Adat Kapal senilai lebih dari Rp3 miliar. Tak hanya itu, Bupati juga memberikan bantuan pribadi sebesar Rp50 juta kepada panitia upacara.

Pemerintah Kabupaten Badung juga mengusulkan pembuatan prasasti sebagai bukti pelaksanaan Karya Ngusaba Desa yang diadakan setiap 30 tahun sekali. Hal ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi generasi mendatang agar tidak kehilangan arah dalam melestarikan tradisi leluhur mereka.

Baca juga:  Desa Adat Sala Pelihara Koi untuk Jaga Selokan Bersih

Upacara Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, dan Mapahayu Nini ini adalah bagian dari bentuk rasa syukur serta penghormatan kepada leluhur dan alam semesta, sekaligus sebagai sarana memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh warga Desa Adat Kapal.

Pelaksanaan upacara ini merupakan cerminan dari kuatnya tradisi serta komitmen masyarakat Kapal dalam menjaga dan melestarikan adat serta budaya Bali. (Parwata/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN