pertanian
dok BP
SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mengawasi peredaran daging babi menjelang Galungan dan Kuningan. Ini karena ditemukannya penyebaran kasus penyakit Miningitis yang disebarkan melalui babi. Distan memastikan, peredaran daging babi bebas dari penularan penyakit yang membahayakan.

Setiap Galungan dan Kuningan sebagian besar mengandalkan pasokan babi datang dari luar Buleleng. Hanya sebagian kecil saja kebutuhannya dipasok dari peternak lokal di Bali Utara. Biasanya, babi hidup dari luar daerah ini dibeli oleh pengusaha kemudian dipotong secara rumahan. Dari lokasi pemotongan berskala mikro itu, dagingnya baru didistribusikan ke sejumlah pedagang pengecer di pasar tradisional.

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Pria Dikeroyok Hingga Alami Luka

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Nyoman Swatantra Minggu (2/4) mengatakan, pengawasan peredaran daging babi dilakukan oleh petugas dokter hewan di masing-masing kecamatan. Pengawasan dilakukan mulai dari kesehatan fisik babi sebelum dipotong.

Dari pengawasan ini petugas akan memastikan bahwa babi yang akan dipotong itu sehat dan tidak tertular oleh penyakit tertentu. Selain itu, pengolahan sebelum daging didistribusikan ke pedagang pengecer juga dilakukan dengan inten. Dengan demikian, daging yang akan diedarkan itu layak konsumsi.

“Tidak saja karena sempat muncul temuan kasus penularan virus Miningitis, namun karena kebtuhan daging babi dipastikan meningkat di hari raya ini, sehingga kami melakukan pengawasan dengan ketat, sehingga konsumen mendapatkan dagang yang layak konsumsi,” katanya.

Baca juga:  Jelang Galungan, Napi Rutan Negara Dapat Daging Babi

Selain itu, Distan akan melakukan revit test (tes lapangan-red) daging babi dan daging ayam yang dijual pedagang pengecer di pasar tradisional. Ini mengantisipasi kemungkinan beredarnya daging yang diawetkan dengan bahan-bahan kimia.

Bahkan, uji lapangan ini untuk mengidentifikasi kemungkinan masuknya daging babi oplosan (dicampur) dengan daging lain untuk mendapatkan keuntungan bagi pedagang itu sendiri. “Ini juga menjadi focus pengawasan kita karena tidak menutup kemungkinan daging oplosan atau daging yang diawetkan dengan bahan-bahan berbahaya untuk kesehatan tubuh,” imbuhnya.

Baca juga:  Disayangkan, Kepolosan Siswa Disalahgunakan Oknum Pendidik

Terkait ketersedian daging babi menjelang Galungan dan Kuningan, Swatantra menyatakan persediaan daging di daerahnya dipastikan cukup. Ini karena ditopang dengan masuknya babi hidup dari laur daerah ke Buleleng. Selain itu, dari peternak di Buleleng sendiri akan menambah persedian stok babi dan daging ayam mencukupi untuk keperluan Galungan dan Kuningan mendatang. Hanya saja, berapa jumlah stok babi hidup, sejauh ini datanya belum masuk dan menunggu hasil pemeriksaan fisik oleh petugas dokter hewan di masing-masing kecamatan di Buleleng. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *