DENPASAR, BALIPOST.com – Hari Pos Sedunia jatuh setiap tahun pada 9 Oktober. Hari ini untuk memperingati peran penting sistem pos dalam kehidupan sehari-sehari, komunikasi global, dan pembangunan ekonomi.
Tahun ini menandai ulang tahun ke-150 Universal Postal Union yang didirikan pada tahun 1874 di ibu kota Swiss, Bern.
Tujuan Hari Pos Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang peran sektor pos dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan bisnis serta kontribusinya terhadap pembangunan sosio-ekonomi suatu negara.
Perayaan ini mendorong negara anggota melakukan kegiatan terprogram yang bertujuan menciptakan kesadaran yang lebih luas di kalangan masyarakat dan media di tingkat nasional tentang peran dan kegiatan kontribusi.
Setiap tahun, lebih dari 150 negara merayakan Hari Pos Sedunia dengan cara yang berbeda. Beberapa negara merayakan Hari Pos Sedunia sebagai hari libur kerja.
Banyak kantor pos menggunakan acara ini untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk dan layanan pos baru. Beberapa kantor pos juga menggunakan Hari Pos Sedunia untuk memberi penghargaan kepada karyawannya atas pelayanan prima mereka.
Dilansir dari laman PBB Indonesia, Hari Pos Sedunia dimulai dari reformasi paling penting terjadi di Inggris pada tahun 1840, ketika Sir Rowland Hill memperkenalkan sistem yang mewajibkan pembayaran di muka untuk perangko surat. Selain itu, untuk pengiriman dalam negeri, tarif bea masuk tetap berlaku untuk paket dengan berat tertentu, berapapun jarak yang ditempuh.
Sir Rowland Hill juga dikenal sebagai orang yang memperkenalkan prangko pertama di dunia.
Pada tahun 1863, Kepala Kantor Pos Amerika Serikat Montgomery Blair mengadakan konferensi di Paris. Delegasi dari 15 negara Eropa dan Amerika bertemu dan berhasil menetapkan seperangkat prinsip umum untuk saling pengertian. Namun, cakupan keputusan tersebut terbatas dan tidak ada kesepakatan pos internasional yang dapat dicapai.
Tugas ini diberikan kepada Heinrich von Stephan, pejabat pos senior dari Konfederasi Jerman Utara. Dia menyusun rencana untuk serikat pos internasional, dan atas sarannya pemerintah Swiss menyelenggarakan konferensi internasional di Bern pada tanggal 15 September 1874. Perwakilan dari 22 negara berpartisipasi dalam konferensi tersebut.
Pada tanggal 9 Oktober di tahun yang sama, yang sekarang diperingati di seluruh dunia sebagai Hari Pos Sedunia, Perjanjian Bern ditandatangani dan Persatuan Pos Umum didirikan. Selama tiga tahun berikutnya, keanggotaan asosiasi tersebut berkembang begitu pesat sehingga pada tahun 1878 namanya diubah menjadi Universal Postal Union.
Perjanjian Bern pada 1874 berhasil mengkonsolidasikan labirin kompleks layanan pos dan peraturan internasional ke dalam satu wilayah pos untuk saling bertukar surat. Hambatan dan batas wilayah yang menghambat aliran bebas dan pertumbuhan surat internasional akhirnya berhasil diruntuhkan. Dilansir dari situs resmi Universal Postal Union.
Tema Hari Pos Sedunia 2024
Melansir dari situs The Economic Times, tema perayaan tahun ini adalah “150 years of enabling communication and empowering peoples across nations.” Yang memiliki arti “150 Tahun Komunikasi dan Penguatan Komunitas di Seluruh Bangsa” UPU didirikan untuk mengefektifkan layanan pos internasional dan menciptakan sistem pos terpadu untuk memfasilitasi pertukaran surat antar negara.
Hari Pos Sedunia dicanangkan pada Konferensi UPU di Tokyo pada 1969 untuk menyoroti pentingnya layanan pos. Sistem pos penting untuk komunikasi, perdagangan dan pembangunan, serta memainkan peran penting dalam e-commerce, logistik, dan inklusi keuangan.
Lebih dari 150 negara merayakan Hari Pos Sedunia dengan berbagai macam kegiatan. Beberapa negara menganggap hari libur kerja digunakan untuk merayakan acara-acara khusus dan menjaga layanan pos tetap berjalan.
Banyak negara mengadakan pameran prangko dan menerbitkan prangko baru dan bertanggal. Kegiatan lainnya antara lain pemajangan poster Hari Pos Sedunia di kantor pos dan tempat umum lainnya, hari terbuka di kantor pos, pusat pos dan museum pos, penyelenggaraan konferensi, seminar dan lokakarya, kebudayaan, olahraga, termasuk kegiatan rekreasi lainnya. Banyak kantor pos mengeluarkan barang peringatan khusus seperti T-shirt dan pin. (Cahya Dwipayanti/balipost)