AMLAPURA, BALIPOST.com – Rangkaian Aci Ida Batara Mijil, di Desa Pakraman Selat, Ida Batara Sakti Ngerti Gumi, Jumat (6/4) berlangsung khusyuk. Ada yang unik dalam ritual yang diatutkan penganyar dari Desa Pakraman Geriana Kangin.

Saat itu, berbagai hasil bumi dipersembahkan untuk Ida Batara, di antaranya berupa Salaran atau Barong Buah. Bentuknya unik, karena tersusun dari beberapa jenis buah. Di antaranya berupa nangka, salak, durian serta berbagai jenis kacang-kacangan, jagung dan juga pisang. Ini dibuat sedemikian rupa menyerupai Gajah Mina.

Barong Buah merupakan salah satu wujud persembahan yang terbuat dari buah-buahan lokal hasil kebun warga Geriana Kangin. Barong Buah ini menuju Pura Bale Agung, Desa Selat, besarnya Barong Buah membuat jalanan sempat macet beberapa saat.

Bahkan ketika mengusung dari jalan raya menuju pura, sempat tiga kali sanan (kayu untuk memikul) yang digunakan mengusung patah karena berat. Sehingga Prajuru Desa Pakraman Selat kemudian mengambilkan bambu untuk memperkuat sanan tersebut.

Baca juga:  Jadi Destinasi Favorit, Konsul RRT Sebut Bali Punya Dua Modal Ini

Setelah melalui kerja cukup keras dari semua krama, akhirnya Barong Buah seberat 2 ton itu, bisa diusung sampai di tempat yang ditentukan di ajeng atau depan Pura Bale Agung. Dalam perjalanan menuju Desa Pakraman Selat tepatnya di Pura Bale Agung dimana Ide Betara Sakti Ngerti nyejer, warga melakukan mepeed, yakni dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer.

Nampak krama perempuan mengusung Dulangan atau Gebongan beserta sesajan lainya yang akan dipersembahkan. Sementara krama laki-laki mengikuti di belakangnya.

Dalam perjalanan mepeed, diiringi dengan tiga barung Tabuh Bale Ganjur. Pertama dari Sekaa Bale Ganjur Dadia Kauh, di tengah dari Sekaa Bale Ganjur Dadia Tengah dan paling belakang dari Sekaa Bale Ganjur Dadia Kangin.

Baca juga:  Ratusan Delegasi IMF-WB "Melukat" di Tirta Empul

Tiba di Pura Bale Agung, Barong Buah tersebut langsung dilakukan banten pemendak. Selain itu ada juga persembahan lainnya dari krama masing-masing berupa sesayut dan penyeneng dengan menggunakan Dulang dan Sokasi.

Menurut Bendesa Adat Desa Pakraman Selat, Jro Mangku I Wayan Gede Mustika, proses nganyarin ini dilakukan selama Ida Batara nyejer yakni selama 35 hari. Upacara pengayar serangkaian Aci Ida Batara Mijil ini, sudah berlangsung sejak 17 Maret lalu.

Aci Penganyar dilakukan desa-desa pakraman penyanding. Di antaranya dari Desa Pakraman Geriana Kangin. Ini termasuk salah satu tradisi yang sudah berjalan sejak dulu. Ini berlangsung setiap sepuluh tahun sekali.

Baca juga:  BRI Kanwil Denpasar Bagikan Sembako Senilai Rp 260 Juta ke 13 Panti Asuhan

Desa pakraman penyanding itu, antara lain Desa Pegubungan, Geriana Kauh, Bambang Biaung dan juga Padang Tunggal serta Jangu dan juga Desa Pakraman Alas Tunggal. “Penganyar ini sekaligus muspa sebagai wujud bakti kepada Ida Batara Saksi,” kata Jro Mangku Mustika, seraya mengatakan Ida Batara Saksi Ngerti Gumi, selama ini, malinggih di Pura Gaduh Sakti, Desa Pakraman Selat.

Jro Bendesa Adat Geriana Kangin, Ketut Yasa, menambahkan, untuk bahan Barong Buah ini, semua menggunakan buah lokal hasil kebun warga Geriana Kangin. Semua krama maturan buah sampai di Pura Puseh Geriana Kangin. Disana kemudian di rancang menjadi Barong Buah dengan bentuk Gajah Mina. Sementara untuk banten atau bakti berupa dulangan, bebekoran dan sokasi, adalah bakti dari krama masing-masing. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *